Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Power Bank, Pahami Cara Membaca mAh Agar Tidak Tertipu

Parameter nilai milli Amper hours atau lebih dikenal dengan nama mAh pada sebuah perangkat charger yang sedang populer belakangan ini yaitu power bank menjadi perhatian tersendiri bagi pengguna smart phone yang dengan kapasitas keterbatasan batterai bawaan smart phone tersebut menuntut untuk memiliki sebuah perangkat charger yang praktis bisa dibawa kemana-mana yang bisa membantu pengguna agar smart phonenya bisa terus online tanpa khawatir lagi kehabisan power battery smart phonenya. Sangat penting untuk tahu bagaimana cara membaca nilai mAh pada sebuah power bank, artikel ini akan mengulasnya untuk anda pembaca setia...:)

Pentingnya Peran Power Bank


Zaman sekarang smart phone memang menjadi perangkat yang sangat penting bagi setiap orang yang punya mobilitas tinggi, apalagi banyak pekerjaan yang menggunakan jasa pendukung berupa aplikasi smart phone tersebut yang dinilai lebih praktis dan multi fungsi sehingga keberadaan sebuah smart phone ini sudah menjadi ketergantungan tersendiri. Dengan pentingnya peran smart phone tersebut maka kehandalan smart phone untuk mempertahankan powernya agar tetap bisa operasi dan online menjadi perhatian tersendiri bagi para penggunanya.

Ada 2 solusi yang bisa meningkatkan kehandalan smart phone tersebut dalam menjaga powernya yaitu : mengganti batterai smart phone tersebut dengan nilai mAh batterai yang lebih tinggi, atau menyediakan perangkat khusus yang bisa mensupply atau men-charge battery smart phone saat diperlukan yaitu dengan perangkat yang sedang populer belakangan ini yakni power bank. Selanjutnya artikel ini akan mengulas lebih jauh tentang mAh power bank.

Kekeliruan dalam membaca nilai mAh Power Bank


Banyak dari teman penulis merasa tertipu dalam membeli sebuah power bank, karena nilai mAh yang tertera di power bank ternyata tidak relevan dalam prakteknya memenuhi kebutuhan charge power. Secara logika sederhana pemahaman mereka tentang nilai mAh adalah bahwa semakin besar nilai angka mAh yang tertera pada sebuah power bank maka semakin besar pula kapasitas penyimpanan dari power bank tersebut. Oleh karena itu pada merk yang sama, semakin tinggi nilai mAh nya, semakin mahal harganya ( saya sepakat dengan pernyataan ini ).

Adapun perasaan "merasa tertipu" yang timbul tentunya bukan tanpa alasan. Sebuah contoh kasus, untuk power bank dengan nilai mAh yang tertera adalah 12000 mAh dan digunakan untuk mengisi batterai smart phone dengan kapasitas 2000 mAh maka kemampuan power bank  tersebut dalam mensupply battery smart phone tersebut sampai penuh adalah: 12000 / 2000 = 6 kali. Artinya dengan power bank 12000 mAh yang terisi full sama dengan memiliki baterai cadangan sebanyak 6 buah.

Saya yakin banyak dari pembaca pun akan setuju dengan pernyataan tersebut ( kalau saya sih  tidak sepakat dengan pernyataan ini... he.. he.. ). Ternyata dalam kenyataannya, power bank tersebut hanya bisa digunakan untuk mensupply batterai smart phone sebanyak 3 - 4 kali. Inilah alasan mengapa mereka merasa "tertipu" dengan produk power bank yang mereka beli.

Sangat wajar dalam kasus tersebut, para pengguna merasa tertipu. Hal ini disebabkan memang karena adanya kekeliruan dalam pembacaan nilai mAh pada sebuah power bank tersebut. Dalam artikel ini penulis akan mencoba menganalisa  kasus yang terjadi diatas, sehingga pengguna power bank tidak perlu merasa tertipu lagi karena kekeliruan tersebut.

Cara Membaca nilai mAh Power Bank yang Benar


mAh adalah singkatan dari milli Ampere hours. pada sebuah batterai / charger, nilai mAh menunjukan kapasitas Ampere arus / 1000 ( ket: pembagi 1000 merupakan konversi satuan dari milli Ampere ke Ampere ) yang bisa disimpan dikalikan satuan waktu ( hours atau jam ). Sama halnya dengan nilai kWh pada kWh meter listrik pra bayar, hanya saja konversi satuannya yang berbeda. Nilai mAh ini sebenarnya bisa anda konversi sendiri ke nilai Watt hours ( Wh ) dengan syarat anda mengetahui tegangan batterai dari charger tersebut.


Contoh spesifikasi power bank merk "PINENG"
Contoh spesifikasi power bank merk "PINENG"

Dari gambar diatas, yang diberi tanda lingkaran merah merupakan nilai mAh power bank tersebut yaitu 10000 mAh, dan yang digaris bawahi adalah nilai Watt hours ( Wh ) dari power bank tersebut yaitu 37 Wh. Nilai 37 Wh sebenarnya memberikan informasi lain pada kita tentang tegangan asli pada batterai tersebut, yaitu dengan perhitungan rumus daya pada listrik DC ( baca artikel hukum Ohm ):
P (t) = V * I (t)
V = P (t) / I (t) = 37 Wh / 10000 mAh
                        = 37 W / 10 A
                        = 3,7 Volt

Contoh spesifikasi power bank solar cell
Contoh spesifikasi power bank solar cell

Sama halnya dengan gambar sebelumnya, nilai yang diberi tanda lingkaran dan yang digaris merah merupakan nilai yang memberikan informasi lain pada kita tentang tegangan asli dari batterai charger tersebut. 23000 mAh / 85 Wh memberikan informasi bahwa tegangan batterai power bank tersebut adalah :
85 Wh / 23 Ah = 3,7 Volt

Contoh spesifikasi power bank merk "Xiaomi"
Contoh spesifikasi power bank merk "Xiaomi"

Berbeda dengan gambar sebelumnya, pada spesifikasi power bank "Xiaomi" diatas sudah memberikan informasi langsung tentang tegangan batterai power bank tersebut yaitu yang ditandai lingkaran merah = 3,6 Volt, dengan nilai mAh = 10400 mAh. Adapun informasi Watt hours tidak dicantumkan, jika anda penasaran dengan nilai Wh nya, tinggal gunakan kembali rumus ohm diatas untuk listrik DC yaitu :

P (t) = V * I (t)
   =  3,6 Volt * 10,400 Ah
   = 37,44 Wh

Dari beberapa contoh spesifikasi diatas penulis hanya ingin menarik kesimpulan bahwa pada batterai lithium sebagai komponen utama power bank, memiliki besaran tegangan batterai 3,6 s/d 3,7 Volt, uintuk selanjutnya penulis akan mengambil nilai 3,7 volt mewakili tegangan batterai power bank secara umum. Nilai tegangan 3,7 volt inilah yang relevan dengan nilai mAh yang dicantumkan pada sebuah power bank.  Anda jangan dulu terkecoh dengan tegangan output power bank yakni  5 Volt.

Kebutuhan sumber charge dari battery smart phone mengikuti standar colokan USB yaitu 5 Volt DC. Dari sinilah kesalahan persepsi dalam pembacaan nilai mAh pada sebuah power bank terjadi.

Karena kebutuhan beban dari power bank dalam hal ini adalah batterai smart phone yaitu 5 volt, maka power bank harus mengkonversi besaran tegangan batterai lithiumnya dari 3,7 volt menjadi 5 volt sehingga nilai mAh dari power bank tersebut ikut berubah sesuai dengan nilai perbandingan tegangan batterai terhadap tegangan output yang dibentuk, sehingga munculah konstanta faktor kali terhadap mAh power bank yaitu 3,7 volt / 5 Volt = 0,74.

Tidak hanya itu, harus diperhatikan pula bahwa setiap power bank memiliki tingkat efisiensi tersendiri, artinya tidak semua mAh dapat disimpan seluruhnya 100 %, karena batasan material dan elektronis pada power bank, pasti ada rugi2 yang timbul dan tidak tersimpan dalam bentuk mAh. Efisiensi power bank dikatakan tinggi jika > 85 % dan bisa disebut rendah jika < 70 %. Selanjutnya penulis akan mengambil asumsi power bank yang cukup handal yaitu memiliki tingkat efisiansi 90 %.

Dengan memiliki data konstanta faktor kali dan nilai efisiensi power bank, mari kita kembali pada kasus yang sudah diuraikan diatas, yaitu sebuah power bank dengan spesifikasi 12000 mAh yang digunakan untuk charger supply batterai smart phone 2000 mAh. Maka nilai mAh aktual / sebenarnya dari power bank tersebut adalah :

0,74 * 12000 mAh * 90% = 7992 mAh

Jadi, power bank dengan spesifikasi tertulis 12000 mAh sebenarnya nilai mAh aktualnya adalah 7992 mAh, sehingga untuk charger supply daya batterai smart phone 2000 mAh, bisa dilakukan power bank tersebut sebanyak 7992 mAh / 2000 mAh = 3,996 kali, atau bisa dikatakan 4 kali dengan asumsi pengisian daya yang ke 4 tidak akan penuh. Bukan 6 kali seperti persepsi sebelumnya.


Catatan : Data yang dihasilkan diatas adalah data jika proses charging dilakukan pada batterai smart phone saat smart phone tersebut power Off. Jika proses charging dilakukan dengan posisi smart phone online / power On, maka bisa mempengaruhi / mengurangi prediksi jumlah kemampuan berapa kali power bank tersebut bisa melakukan pengisian daya.

Kenapa tegangan battery power bank di kisaran angka 3,7 Volt?

Anda mungkin bertanya masalah tegangan dari power bank ini yaitu 3,7 volt. Apakah pabrikan tidak bisa langsung mendesain tegangan battery power bank langsung 5 Volt saja? Untuk menjawab pertanyaan ini maka kuncinya adalah anda harus paham tentang proses charging sebuah battery.

Battery akan melakukan proses pengisian atau charging jika tegangan sumber atau tegangan charger lebih besar daripada tegangan battery. Tegangan charging sebuah battery dikenal dengan istilah tegangan "float". Besarnya kisaran 10% s.d 30% tergantung dari material dan desain dari battery tersebut. Bahasan mengenai teknis proses charging ini selengkapnya mudah-mudahan bisa saya bahas diartikel terpisah ya ..:)

Silahkan baca artikel lain tentang motor 3 phasa : motor starter DOL, motor starter star to delta , motor forward - reverse, cara instalasi selektor switch man-auto motor star-delta serta artikel menarik lainnya.

Demikian artikel tentang cara membaca nilai mAh pada sebuah power bank. Saran, masukan ataupun koreksi silahkan meninggalkan jejak di kolom komentar.


Wassalam.

21 komentar untuk "Power Bank, Pahami Cara Membaca mAh Agar Tidak Tertipu"

  1. nuhun ilmu na kang suhi lama tak jumpa. wah bikin blog mantabs lah.biar saya ga lupa lagi ilmu dasar listrik dah banyak yg lupa

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama2 kang galih, doain aja materinya nambah terus...
      sok atuh subcribe jadi pembaca setia..he.. diantos masukanna...

      Hapus
    2. Cara mengetahui efisiensi powerbank gimana gan

      Hapus
  2. Balasan
    1. terimakasih sudah mampir... semoga bermanfaat...

      Hapus
  3. Terimakasih infonya ... sangat berguna bagi awam listrik seperti saya.

    BalasHapus
  4. Mantap gan pencerahanx lewat artikel ini, jadi nambah ilmu lagi. DItunggu artikel selanjutx ..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih atas apresiasinya, kontribusi berupa masukan positif ataupun koreksi dari para pembaca sangat membantu dalam kredibilitas serta terbitnya artikel-artikel selanjutnya.

      Hapus
  5. Wah..keren artikelnya mas... baru tahu juga tu nilai konversi 0.74. thanks mas

    BalasHapus
  6. Masuk akal.. thanks ilmunya.. hhe.
    Tpi aku pnasaran , kenapa pada baterai smartphone 2000mAh tidak di x dengan 0,74 ya? Pdahal kan baterai hp tegangan outputnya 3.7 volt..

    BalasHapus
    Balasan
    1. battery smartphone tegangan battery sama dengan tegangan outputnya, jadi tidak perlu faktor kali 0.74. Yang terjadi pada battery smartphone adalah menerima tegangan 5V sebagai tegangan charging dan mengeluarkan tegangan 3.7 Volt sebagai tegangan kerja smart phone. Sedangkan pada power bank selain menerima tegangan 5V saat charging, powerbank tersebut harus mengkondisikan tegangan output dari 3.7V menjadi 5V kembali agar bisa ngecharge battery smart phone. Itulah bedanya.

      Hapus
  7. Gan boleh bantu penjelasan apa efek atau kelebihan batre dengan ampere yg lebih besar tetapi memiliki kapasitas mAH sama, thx.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ampere yang lebih besar akan memiliki kemampuan transfer power ke beban/battery smart phone akan lebih cepat (syarat beban support terhadap arus yang besar), otomatis dengan mAH yang sama power bank dengan ampere lebih besar akan mengalami pengosongan power yang lebih cepat pula proporsional dengan jumlah power yang ditransfer ke battery smartphone

      Hapus
    2. Sy aplikasi nya buat ke senter thower om momod, jd kalau sy pakai batre dengan mAH sama tetapi ampere berbeda maka yg ampere besar akan lebih cepat habis ya krn arusnya lebih deras, soalnya pada senter sy yg branded dengan kapasitas besar perbedaan pendar cahaya nya sangat berbeda saat memakai batre 10A dan abal2, tetapi sewaktu sy ganti lagi dengan batre ampere 35 pendar cahaya nya tidak ada perbedaan dengan batre 10A, saran momod sebaiknya sy pakai batre dengan ampere 10A atau tidak apa2 sy pakai yg 35A, thx.

      Hapus
    3. kalau untuk aplikasi beban langsung berupa senter, maka arus yang disupply senter tidak ditentukan oleh sumber, tetapi arus keluaran ditentukan oleh permintaan beban (senter).

      Spesifikasi sumber yang harus dipenuhi lebih pada spesifikasi tegangan keluaran yang tetap sesuai tegangan kerja senter. Adapun spec arus battery harus sama atau diatas dari kebutuhan senter, dan actual pemakaian arus battery akan mengikuti kebutuhan senter.

      contoh jika kebutuhan senter (spec senter)adalah 5A maka anda pakai battery spec 10A ataupun 35A tidak ada pengaruhnya,yg dipakai tetaplah 5A. Tetapi jika arus battery specnya adalah 10A atau lebih, pilihan 35A battery lebih tepat untuk menghindari overload sumber.

      Hapus
  8. Terimakasih informasi dan pengetahuannya gan, bermanfaat..ini yang sedang saya cari - cari...

    BalasHapus
  9. Wah....baru tau saya. Trims infonya masbro..

    BalasHapus
  10. Njiir penjelesanan ente lebih mudah d mengerti ketimbang guru skolah ane yg suka ngasih tugas dulu.. wkwkwk..
    Thanks info'y..manfaat bgt bro..

    BalasHapus
  11. Simple & mudah dipahami,thanks gan....

    BalasHapus
  12. Makasih gan infonya sangat membantu bgt

    BalasHapus

Silahkan berkomentar yang sesuai dengan topik, Mohon Maaf komentar dengan nama komentator dan isi komentar yang berbau P*RN*GRAFI, OB*T, H*CK, J*DI dan komentar yang mengandung link aktif, Tidak akan ditampilkan!