Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Rangkaian DOL Motor Listrik 3 Fasa

Pada motor induksi dikenal beberapa teknik starter atau pengasutan motor. Teknik pengasutan yang sering kita jumpai diantaranya : Direct On Line starter, star -delta starter, soft starter dan sebagainya. Bentuk paling sederhana dari motor starter untuk motor induksi adalah Direct On Line starter atau lebih dikenal sebagai
DOL starter. Pada artikel ini saya akan mencoba menjelaskan tentang rangkaian DOL motor listrik 3 fasa.
DOL starter pada prinsipnya adalah instalasi motor 3 phasa yang dihubungkan secara langsung tanpa adanya sistem  yang membantu menurunkan nilai arus saat start motor. Pada intinya, dengan menggunaka DOL starter maka arus start motor yang terjadi adalah arus start aktual sesuai dengan karakteristik motornya, yaitu bisa sampai 4 s/d 7 kali arus I nominal motor.

DOL starter merupakan konsep dasar dalam merangkai instalasi motor 3 phasa yang wajib dipahami bagi para instalatir motor. Pada DOL starter terdapat 2 rangkaian listrik yaitu : rangkaian kontrol dan rangkaian daya.


Rangkaian Kontrol DOL


Rangkaian kontrol adalah instalasi 1 phasa yang berfungsi mengontrol kerja motor dengan cara memutus atau menyambung aliran listrik ke motor melalui  coil kontaktor motor. Pada umumnya media komponen untuk mengendalikan start stop motor menggunakan push button NC untuk stop, push button NO untuk start.

Secara umum pada rangkaian kontrol DOL terdapat beberapa komponen yaitu :
- Pengaman arus : Sikring dan/ atau MCB
- Kontak bantu Thermal Over Load / THOR ( NO : 97-98 / NC : 95-96 )
- Push button stop ( NC )
- Push button start ( NO )
- Coil kontaktor ( A1 dan A2 )
- Kontak bantu kontaktor ( NO : 13-14 / NC : 21-22 )
- Terminal Sumber ( 1 phasa / L-N )
- Lampu indikator motor On / Off / trip


Rangkaian kontrol DOL
Rangkaian kontrol DOL

Pada rangkaian / diagram kontrol  diatas maka bisa diuraikan mengenai fungsi masing-masing komponen serta prinsip kerja sederhananya yaitu :

- MCB 1 phasa berfungsi sebagai pengaman arus pada instalasi kontrol. Pada kondisi operasi maka MCB harus dikondisikan stand by close.

MCB 1 phasa
MCB 1 phasa

Keterangan :  parameter amper pada MCB ini tidak berhubungan dengan amper motor, jangan sampai anda mencari parameter amper MCB untuk rangkaian kontrol mengacu pada amper motor, itu kesalahan fatal. Parameter amper MCB yang terpasang pada rangkaian kontrol salah satu faktor acuannya adalah luas penampang dari kabel kontrol karena pada prinsipnya MCB ini harus bisa mengamankan jika terjadi gangguan hubung singkat dan atau gangguan arus lebih yang berpotensi merusak komponen rangkaian kontrol. Acuan pada luas penampang kabel yang digunakan lebih mudah dan sederhana karena sudah ada standar tersendiri untuk amper / luas penampang kabel. Acuan pada kemampuan aman arus coil kontaktor pun perlu dipertimbangkan juga. MCB bisa juga digantikan dengan memakai sikring atau fuse yang memiliki karakteristik pemutusan saat hubung singkat lebih cepat daripada MCB.

- Kontak bantu Thermal Over Load ( THOR ) atau ada juga yang menyebutnya TOL berfungsi sebagai pengaman motor. Pada rangkaian kontrol ini, bagian dari THOR yang dipasang adalah bagian kontak bantu / kontak  tripnya saja ( kontak NC ), sedangkan kontak bantu NO pada THOR dimanfaatkan sebagai indikator trip. Kontak bantu NC pada THOR inilah yang  berfungsi sebagai pengaman motor dimana kerjanya dipengaruhi sensor panas dari THOR yang terpasang pada rangkaian daya motor. Jadi kontak bantu NC THOR meskipun terpasang di rangkaian kontrol, tetapi fungsinya mengamankan motor yang terpasang pada rangkaian daya, berbeda dengan MCB yang saya jelaskan sebelumnya.

THOR ( Thermal Over load )
THOR ( Thermal Over load )


- Push button Stop berfungsi memutuskan aliran listrik yang menuju coil kontaktor yang secara tidak langsung memutuskan aliran listrik menuju motor sehingga motor stop / berhenti beroperasi. Pada umumnya push button stop menggunakan push button NC ( Normally Close ) artinya kontak push button dalam kondisi close / tertutup saat posisi normal. Pada rangkaian diatas, ketika motor sedang beroperasi maka akan arus akan mengalir pada MCB, kontak NC 95-96 THOR, push button stop, kontak bantu NO 13-14 kontaktor, sampai pada coil kontaktor A1-A2. Saat push button NC ditekan maka arus yang mengalir menuju coil kontaktor tersebut akan terputus sehingga motor otomatis akan berhenti operasi karena aliran arus ke motor juga terputus.


- Push button Start berfungsi untuk proses awal mengoperasikan motor. Push button start ini menggunakan push button NO ( Normally Open ) artinya kontak push button dalam kondisi open / terbuka saat posisi normal. Saat push button start ini di tekan, maka aliran arus listrik akan menuju coil kontaktor A1-A2 dan menyebabkan coil kontaktor tersebut menjadi beroperasi dan kontak bantu NO 13-14 yang terpasang paralel pada push button start pun langsung berubah kondisi menjadi close dan mengunci, sehingga posisi push button start dilepas atau pun ditekan sudah tidak mempengaruhi lagi. Aliran arus listrik mengalir dan terkunci pada kontak bantu NO 13-14.


push button start - stop
push button start - stop


- Kontak bantu kontaktor berfungsi sebagai kontak pengunci ketika push button start ditekan. Kontak bantu yang dipakai pada rangkaian DOL ini adalah kontak bantu kontaktor NO 13-14. Penjelasan lengkap sudah diuraikan diatas.

- Coil kontaktor berfungsi untuk memutus dan menyambung arus listrik dengan merubah kondisi normal kontaknya. Coil kontaktor pada rangkaian kontrol ini, saat dialiri arus maka kontak bantu NO 13-14 akan berubah kondisi menjadi close, serta 3 kontak utama NO 1-2; 3-4; 5-6 dari  kontaktor yang terinstalasi pada rangkaian daya akan berubah kondisi juga menjadi close sehingga motor otomatis dialiri arus dan beroperasi. Parameter pemilihan coil kontaktor harus memperhatikan tegangan kerja dari instalasi rangkaian kontrol.

Coil, kontak utama & kontak bantu Kontaktor
Coil, kontak utama & kontak bantu Kontaktor

- Lampu indikator  berfungsi sebagai indikator kondisi operasi motor. Pada rangkaian kontrol diatas, lampu indikator H1 jika menyala adalah sebagai tanda bahwa motor sedang operasi. Oleh karena itu, lampu indikator H1 dipasang paralel dengan coil kontaktor motor, sehingga jika coil kontaktor operasi, lampu H1 pun menyala, pun sebaliknya. Sedangkan lampu indikator H2 jika menyala adalah sebagai tanda bahwa motor stop operasi karena thermal overload relay ( THOR ). Jika THOR bekerja, maka kontak bantu NO 97-98 THOR tersebut berubah menjadi close, dan lampu H2 otomatis teraliri arus dan menyala dan motor akan langsung berhenti operasi karena kontak bantu NC 95-96 THOR berubah menjadi open yang menyebabkan aliran arus listrik menuju coil kontaktor motor terputus. Biasanya lampu yang menandakan operasi berwarna hijau, dan lampu yang menandakan motor stop karena proteksi aktif berwarna merah. Parameter pemilihan lampu indikator harus memperhatikan tegangan kerja dari instalasi rangkaian kontrol.

Lampu indikator
Lampu indikator

 Rangkaian Daya DOL


Rangkaian Daya adalah Rangkaian instalasi sistem tegangan 3 phasa yang digunakan untuk menyambung dan memutus aliran listrik ke motor melalui kontak utama kontaktor. Kontak utama dari kontaktor ini dikendalikan terpisah dari rangkaian daya , yaitu melalui rangkaian kontrol seperti yang sudah dijelaskan diatas.

Secara umum pada rangkaian daya DOL terdapat beberapa komponen yaitu :
- Pengaman arus 3 phasa : Sikring dan/ atau MCCB / MCB 3 phasa
- Terminal sumber 3 phasa
- Kontak Thermal Over Load / THOR ( NO : 97-98 / NC : 95-96 )

- Kontak utama kontaktor ( NO : 1-2; 3-4; 5-6 )


Beberapa contoh dari rangkaian daya DOL bisa dilihat pada gambar dibawah ini :


Rangkaian daya DOL delta
Rangkaian daya DOL delta


Rangkaian DOL bintang

Untuk rangkaian daya DOL motor Delta ataupun Bintang seperti gambar diatas adalah hubungan belitan motornya saja, adapun rangkaian kontrol yang mengendalikan kontak utama kontaktor pada rangkaian daya motor adalah sama, dikendalikan melalui push button start dan push button stop.
Rangkaian DOL juga bisa dikontrol menggunakan PLC. Cek artikelnya pada artikel " Kontrol Motor 3 Phasa Menggunakan PLC, untuk Pemula "


Rangkaian Daya DOL Forward - reverse
Rangkaian Daya DOL Forward - reverse

Rangkaian DOL forward-reverse diatas merupakan contoh lain dari aplikasi DOL starter, adapun prinsip kerja selengkapnya dari rangkaian forward-reverse ini bisa anda cek di artikel : Mengenal instalasi motor 3 phasa forward-reverse.

Demikianlah artikel tentang rangkaian DOL motor listrik 3 fasa. Saran, masukan ataupun koreksi silahkan meninggalkan jejak di kolom komentar.


Wassalam.

7 komentar untuk "Rangkaian DOL Motor Listrik 3 Fasa"

  1. untuk rangkaian pengendali 3 motor modelnya kyk gimana :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. deskripsi kontrolnya kurang jelas mba... apakah 3 motor itu sendiri2 atau ada koordinasi satu dengan yang lain ?

      Hapus
  2. Nama aplikasinya apa mas untuk membuat rangkaian daya ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. untuk rangkaian daya artikel diatas kebetulan saya tdk pakai aplikasi khusus kelistrikan, hanya pakai excel dan paint saja. Silahkan sharing jika ada aplikasi yang bisa direkomendasikan, saya sangat berharap..:)

      Hapus
  3. izin copy gambar rangkaian bisa ?
    sy Langsung copy tidak menunggu jawaban,
    maaf sya langsung copy, somoga iklas

    BalasHapus

Silahkan berkomentar yang sesuai dengan topik, Mohon Maaf komentar dengan nama komentator dan isi komentar yang berbau P*RN*GRAFI, OB*T, H*CK, J*DI dan komentar yang mengandung link aktif, Tidak akan ditampilkan!