Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Rangkaian Kontrol Motor Listrik 3 Fasa Menggunakan PLC, untuk Pemula

Ada bermacam-macam rangkaian kontrol motor listrik 3 fasa dalam aplikasinya dan sebagian telah dibahas pada artikel sebelumnya di blog ini, dengan teknik dan macam sistem starternya ataupun instalasi kontrol motor 3 phasa berdasarkan fungsinya sesuai dengan yang diinginkan suatu sistem. Tahukah anda bahwa rangkaian kontrol motor 3 fasa tersebut bisa dilakukan juga dengan teknik lain yaitu dengan PLC. Apa itu PLC dan bagaimana PLC bisa berperan dalam mengendalikan kerja motor 3 fasa? Dalam artikel ini saya akan coba membahas tentang bagaimana rangkaian kontrol motor listrik 3 fasa menggunakan PLC, untuk Pemula.

Sekilas Tentang Pengertian PLC


PLC merupakan singkatan dari Programmable Logic Controller, secara sederhana dapat diartikan sebagai sebuah perangkat kontrol yang dapat diprogram dengan berbasis logika. Logika apa? Mungkin bagi anda yang punya basic ilmu IPA ketika SMA atau memang bergelut di program studi elektro akan tahu apa yang dimaksud "logika" ini. Ingatkah pelajaran tentang gerbang logika? ada AND, OR, NOT serta kombinasi dari ketiganya. Inilah logika yang dimaksud. Tetapi selain basis logika tersebut, PLC juga bisa diprogram untuk sekuensial, timing,counting dan aritmatika yang sangat berguna sekali dalam merancang suatu automasi sistem.

Untuk merancang dan mengontrol objek kontrol dari PLC, maka dibutuhkan suatu perangkat / device  I/O eksternal & internal dari PLC seperti : ( perhatikan tabel dibawah ini )

Tabel device I/O dan controller PLC
Tabel device I/O dan controller PLC

 Ada beberapa metode dalam memprogram PLC yaitu :

- Ladder Diagram
- Function Block Diagram
- Structured Text
- Instruction List
- Sequential Function Block

Dari metode-metode tersebut, Ladder diagram lebih populer digunakan oleh para engineer PLC dan menurut saya ladder diagram memang sangat mudah untuk dipahami dan dalam menganalisa program kontrol yang kita buat bisa lebih mudah.

Wiring dan Kontrol Motor 3 Phasa DOL Starter


Berikut akan saya jelaskan step by step memahami rangkaian kontrol menggunakan PLC untuk mengontrol motor 3 phasa dengan teknik starter yang paling sederhana yaitu Direct On Line ( DOL ) starter.

Wiring motor DOL starter
Wiring motor DOL starter

Gambar diatas merupakan gambar wiring dari starter DOL motor 3 phasa yang terdiri dari diagram daya dan diagram kontrol dimana dalam penggambarannya dibuat 1 gambar lengkap. Pahami terlebih dahulu tentang konsep dan prinsip kerja dari sebuah kontaktor pada diagram kontrol konvensional / tanpa PLC, maka anda akan dapat dengan mudah memahami gambar diatas.

Ketika  Start push button ditekan maka starter coil (M) akan mendapatkan tegangan sehingga kontak utama dari kontaktor M akan  berubah kondisi dari Normally Open ( NO ) menjadi close. Pun demikian dengan auxiliary contact (Ma) akan berubah kondisi seiring dengan operasinya starter coil (M). Ketika auxiliary contact (Ma) sudah berubah kondisi dari NO menjadi close, maka kontak auxiliary Ma ini akan mengunci aliran arus menuju starter coil sehingga posisi start push button sudah tidak berpengaruh lagi. Berbarengan dengan bekerjanya starter coil motor maka motor 3 phasa pun bekerja. Untuk memutus aliran starter coil atau untuk mematikan motor, bisa dilakukan dengan menekan Stop push button.

Aplikasi Kontrol Motor 3 Pasa dengan PLC


Seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya, pada kontrol motor dengan PLC ini saya akan menjelaskan bagaimana memahami kontrol pada PLC tersebut dengan bahasa ladder diagram. Adapun proses pembuatan dari ladder diagram ini sampai terinstal kedalam CPU program dari PLC tidak saya jelaskan disini, anda cukup memahami saja bagaimana prinsip kerja dari ladder diagram yang diinputkan pada PLC tersebut.


Skema kontrol motor dengan PLC
Skema kontrol motor dengan PLC

Pada box CPU program gambar diatas, terdapat  3 kontak input ladder dan 1 kontak output ladder serta 1 output coil  pada ladder diagram dengan pengalamatan nama tertentu. Kontak Input menggunakan alamat I0.0 (NO); I0.1 Normally Close (NC); I0.2 (NC). Sedangkan untuk output coil dan kontak output menggunakan alamat Q0.0 (NO). Untuk anda yang memiliki aplikasi PLC merek lain, silahkan menyesuaikan pengalamatannya, tetapi bentuk ladder diagram tetaplah sama karena sudah ada standarisasinya. Saya mengambil contoh ladder diagram dengan pengalamatan PLC siemens S7.

Dari pengalamatan ladder PLC inilah kita bisa memulai instalasi dari device I/O eksternal dihubungkan dengan PLC. Device input yang digunakan adalah push button start dan stop, serta kontak auxiliaris NC dari Thermal Over Load ( THOR ). Push button start dihubungkan ke alamat terminal input PLC I0.0; push button stop dihubungkan ke alamat terminal input PLC I0.1; dan kontak auxiliaris NC dari Thermal Over Load dihubungkan ke alamat terminal input PLC I0.2. Sedangkan device output yang terdiri dari coil kontaktor dihubungkan ke alamat terminal input PLC Q0.0.

Pengoperasian Program PLC pada Motor 3 fasa


Perhatikan gambar dibawah ini :

Pengoperasian program PLC
Pengoperasian program PLC

Pengoperasian device input push button start akan membuat kontak input I0.0 berubah dari NO menjadi close dan mengalirkan arus menuju output coil Q0.0. Output kontak Q0.0 yang aktif akan membuat kontak output Q0.0 berubah dari NO menjadi close dan mengunci aliran arus menuju kontak coil Q0.0 sehingga ketika penekanan push button start dilepas, output coil Q0.0 akan tetap aktif dan mengirimkan tegangan ke device output coil kontaktor motor.

Push button start dilepas pasca motor dioperasikan
Push button start dilepas pasca motor dioperasikan

Gambar diatas memperlihatkan ketika push button start dilepas setelah motor dioperasikan ternyata tidak membuat aliran arus ke motor terputus karena adanya kontak output Q0.0 yang terpasang paralel dengan kontak input I0.0 sehingga  kontak output Q0.0 berperan sebagai pengunci aliran arus menuju output coil.

Untuk mematikan motor / memutus arus ladder PLC maka push button stop tinggal ditekan.

Mematikan motor dengan PLC
Mematikan motor dengan PLC

Ketika device output push button stop ditekan maka input 10.1 segera berubah kondisi dari close menjadi open dan memutuskan arus menuju coil motor Q0.0 sehingga kontak input I0.0 pun kembali menjadi NO.

Menambahkan Device Output Lampu Indikator Motor Run dan Stop


Dari ladder yang sama seperti diatas kita akan melakukan pengembangan program dan instalasi dengan menambah device output berupa lampu indikator motor operasi ( RUN ) dan motor STOP operasi.

Penambahan lampu indikator Run & Stop, indikator stop menyala
Penambahan lampu indikator Run & Stop, indikator stop menyala

Pada ladder diatas posisi motor sedang stop operasi, maka lampu STOP indicator harus nyala / output coil Q0.2 harus aktif. Oleh karena itu kontak output Q0.0 harus dipasang seri dengan output coil Q0.2 via kontak output Q0.0 yang diseting bersifat NC.

Penambahan lampu indikator Run & Stop, indikator run menyala
Penambahan lampu indikator Run & Stop, indikator run menyala

Pada ladder diatas posisi motor sedang run operasi, maka lampu RUN indicator harus nyala. Oleh karena itu kontak output Q0.0 harus dipasang seri dengan output coil Q0.1 via kontak output Q0.0 yang bersifat NO agar ketika output coil Q0.0 aktif / motor operasi, kontak coil Q0.0 pun yang terpasang seri dengan kontak coil Q0.1 akan berubah kondisi menjadi close dan mengalirkan arus ke kontak coil Q0.1 sehingga lampu RUN indicator menyala. RUN dan STOP indikator bekerja saling berlawanan karena saling tersusun seri dengan kontak output Q0.0 yang saling berlainan.

Jadi, pada program ladder PLC, kemunculan alamat output kontak bisa terjadi berulang kali, sedangkan output coil hanya boleh satu kali saja. contoh diatas untuk output coil Q0.0 hanya muncul 1x sedangkan output kontak Q0.0 bisa muncul berkali-kali.

Menambahkan Device Input Limit Switch


Berikutnya adalah aplikasi program PLC dengan penambahan device input berupa limit switch. Penambahan limit switch ini bisa diaplikasikan untuk berbagai macam fungsi, sebagai contoh pada motor pembuka pintu gerbang dimana ketika pintu terbuka penuh maka motor harus berhenti operasi karena aliran arus menuju motor terputus via limit switch.

Penambahan device input limit switch ON
Penambahan device input limit switch ON

Pada kondisi ladder diatas, motor dalam keadaan stop operasi. Device input berupa limit switch yang dimaksudkan terpasang serial dengan rangkaian kontak input lainnya pada ladder baris pertama dengan alamat kontak input I0.3. Motor bisa dioperasikan hanya dengan menekan device input push button start I0.0. Adapun untuk menghentikan motor tersebut maka bisa terjadi jika limit switch I0.3 berubah kondisi menjadi open atau ada yang menekan device input push button stop.

Penambahan device input limit switch OFF
Penambahan device input limit switch OFF

Pada kondisi ladder diatas, motor dalam keadaan stop operasi. Device input berupa limit switch yang  terpasang serial dengan rangkaian kontak input lainnya pada ladder baris pertama dengan alamat kontak input I0.3 berada pada kondisi terbuka. Motor selamanya tidak akan bisa dioperasikan meskipun device input push button start I0.0 ditekan. Adapun untuk mengoperasikan motor tersebut maka bisa terjadi jika limit switch I0.3 berubah kondisi menjadi close atau kontak input ladder limit switch I0.3 dirubah kondisinya pada ladder menjadi kontak NC jika device input limit switch tetap terbuka.

Sebenarnya untuk aplikasi motor pembuka pintu, motor tersebut harus dioperasikan dengan metoda forward reverse / putaran maju mundur. Akan terpasang 2 device input limit switch sebagai pembatas pintu terbuka full ( motor maju ) dan pintu tertutup full ( motor mundur ). Ladder diagram diatas tentunya harus dimodifikasi kembali. Mudah-mudahan saya bisa membahas topik ini diartikel berikutnya.

Sekedar catatan, Sebelum merangkai rangkaian kontrol menggunakan PLC, pastikan dahulu bahwa device eksternal yang nantinya dipasang bergabung dengan PLC memang mempunyai spesifikasi baik arus atau tegangan kerja yang menyesuaikan dengan PLC atau sebaliknya pilihlah PLC yang mempunyai spek yang sesuai dengan device eksternal yang akan diinstalasi bersama.

Demikianlah artikel tentang rangkaian kontrol motor listrik 3 fasa menggunakan PLC, untuk Pemula. Saran, masukan ataupun koreksi silahkan meninggalkan jejak di kolom komentar.


Wassalam..

Refferensi Gambar : Manual & Guides Siemens Simatic S7

8 komentar untuk "Rangkaian Kontrol Motor Listrik 3 Fasa Menggunakan PLC, untuk Pemula"

  1. yang manual tanpa PLC kan yang ke motor ada 3. tapi yang ke motor kok ada 1 om. bisa dijelaskan tidak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. yang ke motor 3 phasa manual ataupun PLC tetaplah ada 3 (RST), harus dibedakan antara diagram daya (3phasa) dan diagram kontrol. PLC ada pada diagram kontrol (1 phasa) dengan arus yang diijinkan skala mili Amper, bisa mengendalikan operasi tidaknya motor via kendali coil kontaktor 1 phasa. Jadi output PLC ke motor tetap ada 1 yaitu menuju coil kontaktor.

      Hapus
  2. Bisa referensi nga pak buku pemrograman PLC, terima kasih

    BalasHapus
  3. Tolong referensi dong pak buku pemrograman PLC buat pemula, trims

    BalasHapus
    Balasan
    1. maaf P' Deden, kalau buku saya ga update pak, referensi PLC yang saya pelajari hanya mengandalkan diktat internal dari Dosen ( semoga jadi amal jariyah untuk beliau )+ praktek lab, itu juga sudah sekitar 12 tahun yang lalu..he..he..
      mungkin teman2 pembaca yang lain bisa kasih rekomendasi...

      Hapus
  4. Sangat membantu sekali untuk pembelajaran semuanya,saya pribadi khususnya. Jika tidak keberatan saya meminta no yg bisa di hubungi.terimakasih.

    BalasHapus
  5. Ilmu semua ini Pak...

    Membantu sekali untuk sehat, tolng cara u copy boss.

    maklum, penganggur berharap.

    tengkyu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mohon dimaklum, untuk saat ini akses copy paste artikel blog ini masih di protect gan, dibookmark saja homepage blognya, atau bisa tekan tombol subscribe untuk berlangganan artikel via email, gratis..

      Mohon maaf, semoga bermanfaat, terimakasih...

      Hapus

Silahkan berkomentar yang sesuai dengan topik, Mohon Maaf komentar dengan nama komentator dan isi komentar yang berbau P*RN*GRAFI, OB*T, H*CK, J*DI dan komentar yang mengandung link aktif, Tidak akan ditampilkan!