Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Rekayasa Engineering Menghindari Arc Flash dan Blast pada Switching CB

Pada artikel kali ini saya ingin mengulas sekilas tentang keselamatan kerja ketenaga listrikan. Secara garis besar potensi bahaya dari tenaga listrik adalah terbagi menjadi 3 bagian yaitu :

1. Electrical shock (kesetrum)
2. Arc Flash (Percikan busur api)
3. Arc Blast (Ledakan busur api)

Yang akan saya bahas pada artikel ini adalah tentang potensi bahaya pada poin 2 dan 3 yaitu arc flash dan arc blast, sehingga ketika kita sudah memahaminya, penanggulangan untuk menghindari dampak dari potensi bahaya listrik tersebut bisa diminimalisir bahkan dihindarkan.

Pengertian Arc Flash

Arc Flash adalah energi panas dan cahaya yang intens pada titik busur yang di akibatkan oleh tegangan tembus. Fenomena arc flash dapat mengakibatkan arc blast yaitu konduktor dan udara sekeliling busur menguap menyebabkan tekanan gelombang yang dapat menyebabkan peralatan, bahan isolasi dan struktur pendukung meledak dengan kekuatan yang dapat mengancam keselamatan pekerja.

Awal mula arc flash muncul diakibatkan dari adanya arcing fault. Arcing fault sendiri dapat didefenisikan sebagai aliran arus listrik yang mengalir pada saluran yang seharusnya tidak teraliri arus. Arus tersebut menciptakan sebuah plasma busur listrik dan melepaskan sejumlah energi yang berbahaya. Selama arc flash terjadi, udara sekitar menjadi konduktor.

Plasma energi yang dihasilkan dapat menimbulkan efek fisik. Antara lain berupa ledakan bola api yang terhempas keluar, panas yang dihasilkan dapat menyebabkan luka bakar yang parah, cahaya yang menyilaukan, gelombang bertekanan yang dihasilkan seolah-olah seperti martil yang menghantam tubuh hingga dapat menghempaskan orang sekitarnya, suara ledakan yang dapat mengganggu pendengaran dan tetesan logam cair akibat konduktor yang meleleh berterbangan ke segala arah seperti pecahan peluru.

Adapun hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya busur listrik diantaranya adalah:

a. Kecerobohan dalam menyentuh suatu energized equipment.
b. Sambungan yang kendor.
c. Kegagalan Isolasi.
d. Peralatan yang tidak mendapatkan perawatan dengan baik.
e. Tegangan transien.
f. Kegagalan menginterupsi hubung singkat.
g. Ada binatang yang tidak sengaja lewat, seperti tupai, ular, dsb.

Kategori bahaya yang ditimbulkan oleh arc flash dikelompokkan berdasarkan besarnya Energi yang dilepaskan pada saat terjadi arc flash itu sendiri. Tujuan dari pengelompokan ini adalah untuk mengetahui jenis personal protective equipment (PPE) yang harus digunakan.

Jarak aman Arc flash

Standard yang mengatur tentang arc flash ini bisa anda temukan pada NFPA-70E dan atau IEEE 1584 tentang Standard for Electrical Safety in the Workplace.

Berikut ini gambar salah satu contoh pakaian untuk melindungi dari bahaya arc flash saat melakukan switching atau monitoring yang direkomendasikan standard yang berlaku.

Arc flash protection
Arc flash protection

Untuk lebih jelasnya, silahkan anda pelajari sendiri standard tersebut, karena bahasan diartikel ini lebih pada rekayasa engineering untuk menghindari ars flash dari sudut pandang yang lain yaitu mendapatkan jarak yang aman saat melakukan aktifitas switching.

Kendali K3 Listrik ditempat kerja

Setidaknya terdapat 3 poin dalam mengendalikan atau meminimalisir dan menghindari kecelakaan ditempat kerja selain SOP yang baik dan APD yang sesuai. Metode tersebut adalah :

1. Eliminasi

Metode ini dilakukan dengan cara mengambil atau membersihkan semua peralatan atau apapun di lingkungan kerja yang bisa memicu terjadinya kecelakaan kerja. Contohnya terdapat rumput-rumput kering disekitar tempat trafo yang beroperasi, maka metode eliminasi ini sangat cocok dilakukan yaitu mengambil rumput-rumput kering tersebut karena bisa menimbulkan kecelakaan kerja dalam bentuk kebakaran

2. Substitusi

Metode ini dilakukan dengan cara mengganti suatu peralatan atau perlengkapan kerja dengan peralatan atau perlengkapan kerja yang lain tanpa mengurangi fungsi dari peralatan atau perlengkapan kerja tersebut. Contoh penggantian lampu memakai tangga logam berpotensi tersengat arus listrik karena tangga logam tersebut berhubungan langsung dengan grounding dan berfungsi sebagai logam konduktor. Maka dengan metode substitusi, kita bisa mengganti tangga logam tersebut dengan tangga kayu yang bersifat isolator sehingga potensi terjadinga electrical shock bisa dihindari atau dikurangi.

3. Rekayasa Engineering

Metode ini dilakukan dengan menambahkan sistem baru atau memodifikasi sistem yang ada atau membuat alat tambahan yang memudahkan proses pekerjaan dengan memperhatikan potensi kecelakaan ditempat kerja dapat terminimalisir.

Metode inilah yang akan saya bahas pada artikel ini berkaitan dengan menghindari insiden arc flash atau arc blast ditempat kerja pada saat proses switching lokal sebuah circuit breaker yaitu dengan cara membuat alat atau rangkaian tambahan sehingga memberikan jeda untuk menjaga jarak dengan objek switching saat push button On/Off suatu breaker ditekan.

PERANCANGAN ALAT

Bab ini akan mengupas tuntas bagaimana perancangan alat dalam aktivitas rekayasa engineering tombol switch on/off cb untuk melindungi operator dari arc flash / blast hazard saat local switching.

Alat yang diperlukan :

-    Push button On : 1 buah x @Rp. 12.000,-
-    Push button Off : 1 buah x @Rp. 12.000,-
-    Relay Omron DC 8 kaki    + socket : 2 buah x @Rp. 105.000,- = Rp. 210.000,-
-    On delay Timer : 2 buah x @Rp. 300.000,- = Rp. 600.000,-
-    Lampu indicator Switch On working timer : 1 buah x @Rp. 5.000,-     = Rp.   10.000,-
-    Lampu indicator Switch Off working timer : 1 buah x @Rp. 5.000,-     = Rp.   10.000,-
-    Kabel Instalasi : 10 m    x @Rp. 3.000,-      = Rp.   30.000,-

PERKIRAAN TOTAL INVESTASI MATERIAL ALAT : Rp. 884.000,-

(prakiraan harga komponen mengacu pada salah satu situs belanja online, harga bisa berubah sewaktu-waktu..he..he..)

RANGKAIAN ALAT ALAT


Switch On Off CB dengan delay melindungi arc flash

Prinsip Kerja Alat / Rangkaian

Rangkaian diatas adalah rangkaian fitur tambahan pada sebuah circuit breaker yang support dengan penambahan rangkaian ini. R1 merupakan coil relay untuk proses switch On CB, dan R2 merupakan coil relay untuk proses switch Off CB. R1 dan R2 bekerja saling interlock artinya jika salah satu relay R1/R2 diaktifkan maka R1/R2 lainnya tidak bias diaktifkan.

Selain relay R1/R2, terdapat pula relay On delay timer yang berfungsi menjeda proses On dan Off breaker. Fungsi Jeda inilah yang bisa mengeliminasi dampak kecelakaan kerja karena arc flash yang bisa membahayakan nyawa. Berikut penjelasannya:

Saat operator akan mengerjakan aktifitas switching yang berpotensi terjadi arc flash jika ada kegagalan system / gangguan maka saat menekan tombol On breaker, breaker tersebut tidak akan langsung eksekusi On, tetapi akan mengaktifkan timer dengan ditandai lampu indicator timer On/Off menyala dan timer mulai menghitung waktu sesuai setingannya untuk meng On/Off kan CB. Rangkaian diatas diseting dinilai 5 second, artinya saat operator menekan tombol On/Off CB maka ada waktu 5 second untuk operator menjaga jarak atau menjauh dari objek switching yaitu CB dengan waktu eksekusi mengikuti setingan timer tersebut. Jikalau terjadi suatu hal yang tidak diinginkan seperti arc flash akibat kegagalan system jaringan maka operator berada pada posisi yang aman dan nyawanya bisa terselamatkan.

Rangkaian diatas secara simulasi software menggunakan FIESTO Fluid SIM dapat berjalan sesuai yang diharapkan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan uraian penjelasan diatas setidaknya terdapat beberapa kesimpulan antara lain:

1.    Proses switching pada switchgear atau substation Circuit Breaker yang dilakukan secara local saat ini merupakan proses yang tidak aman dipandang dari aspek K3 kelistrikan karena mengancam nyawa dari operator petugas switching dari potensi bahaya arc flash jika terjadi kegagalan system jaringan listrik.

2.    APD yang sesuai mengacu pada standard internasional pada NFPA-70E dan atau IEEE 1584 tentang Standard for Electrical Safety in the Workplace senantiasa harus diterapkan untuk mengurangi dampak atau melindungi nyawa operator switching saat menjalankan tugasnya.

3.    Metoda rekayasa engineering tombol switch on/off cb untuk melindungi operator dari arc flash / blast hazard saat local switching merupakan langkah metode awal yang sangat tepat dan efektif untuk menghindari resiko bahaya arc flash karena operator petugas switching bisa mengendalikan jarak yang aman saat proses switching lokaldilakukan.

4.    Realisasi dari rekayasa engineering ini akan memberikan keuntungan tersendiri bagi perusahaan yang bergerak di bidag ketenagalistrikan secara umum ataupun bagi karyawan secara khusus.

Keuntungan yang bisa diperoleh diantaranya adalah:

- Perusahaan ikut berperan aktif dalam mensukseskan program pemerintah yang tercantum dalam undang-undang keselamatan kerja ketenagalistrikan

- Menciptakan lingkungan kerja listrik yang aman dan sehat bagi karyawan

- Menekan atau meminimalisir terjadinya kecelakaan akibat kerja

- Meningkatkan kepercayaan diri karyawan dalam bekerja khususnya petugas switching atau petugas lain yang berhubungan langsung dengan potensi bahaya arc flash / blast

Demikian artikel singkat tentang Rekayasa Engineering tombol CB untuk Menghindari Arc Flash dan Blast pada saat proses switching lokal. Masukan ataupun saran silahkan meninggalkan jejak pada kolom komentar. Semoga bermanfaat.

Wassalam.

Posting Komentar untuk "Rekayasa Engineering Menghindari Arc Flash dan Blast pada Switching CB"