Gambar Transformer Berdasarkan Vektor Grup Trafo

Membahas mengenai trafo khususnya trafo 3 phase, ada banyak ilmu yang bisa kita pelajari, mulai dari perancangan / spesifikasi, proteksi, pendingin, vektor group, dan lain sebagainya. Dalam artikel ini saya akan membahas salah satunya sebagai tambahan pengetahuan bagi kita khususnya yang bergelut dibidang kelistrikan yaitu tentang bagaimana cara memahami pembacaan vektor group / jam trafo 3 phase.

Anda yang terbiasa dalam pekerjaan yang berhubungan baik langsung ataupun tidak langsung dengan sebuah trafo 3 phase pasti sudah familiar dengan istilah vektor group trafo. Vektor group tersebut disimbolkan dengan hubungan belitan trafo beserta angka yang mewakili pergeseran sudut phase antara primer dan sekunder dimana angka tersebut bisa dianalogikan pada deretan angka jam yang mewakili 30 derajat pada setiap kenaikan 1 angkanya, oleh sebab hal itu vektor group trafo ini dikenal juga sebagai jam trafo. Mungkin sebelumnya anda mengenal hubungan belitan bintang atau delta pada motor 3 phase saja, ternyata pada trafo pun berlaku hubungan belitan seperti itu. Contoh dari vektor group trafo antara lain : Yy0, Yd1, Dy5, Dd6, Dy11, dan sebagainya, Y atau y artinya hubungan belitan bintang, D atau d artinya hubungan belitan delta.

Khusus untuk hubungan trafo Y atau y banyak ditemukan penamaannya disertakan dengan tambahan huruf N atau n yang menandakan bahwa titik netral yang dihasilkan dari hubungan belitan bintang pada trafo tersebut dimanfaatkan / digunakan untuk beberapa keperluan. Contoh vektor group tersebut antara lain YNd1, Dyn11, dan sebagainya. Anda mungkin tidak asing dengan penamaan vektor group tersebut, tapi apakah anda tau arti dari penamaan sebuah vektor group trafo? maksudnya apa dan hubungan belitannya seperti apa?


Meluruskan Kesalahan Persepsi Pembacaan Notasi Vektor Group Trafo


Berdasarkan standar internasional dari IEC 60076-1 ( International Electrotechnical Commission ) tentang vektor group trafo telah dinyatakan bahwa " the notation is HV-LV in sequence. For example, a step-up transformer with a delta-connected secondary, and wye-connected primary, is written as 'Dy1'. The 1 indicates the LV winding lags the HV by 30 degrees

penjelasannya kurang lebih seperti ini :

Notasi penamaan Vektor group trafo selalu berurutan HV-LV. Sebagai contoh, sebuah transformator step-up dengan hubungan belitan delta di lilitan sekunder dan terhubung wye (bintang) di lilitan primer, ditulis sebagai 'Dy1'. angka 1 menunjukkan bahwa lilitan LV  tertinggal dari lilitan HV sebesar 30 derajat.

ket : ( HV = High Voltage / tegangan tinggi; LV = Low Voltage / tegangan rendah )

Jadi dari standar IEC60076-1 tersebut Penamaan vektor group trafo tidak berdasarkan lilitan primer dan sekunder, tetapi berdasarkan ratting tegangan belitan HV-LV kemudian notasi angka jam yang menandakan pergeseran phasa antara HV dan LV. Contoh untuk penamaan vektor group Dyn 11 memiliki arti bahwa belitan HV terhubung delta ( D ) dan belitan LV terhubung bintang (y) dengan titik star (n) dibawa keluar, dan angka 11 menandakan pergeseran phasa  LV leading / mendahului 30 derajat terhadap HV.

Trafo yang dibuat dengan standar ANSI biasanya tidak memiliki kelompok vektor yang ditampilkan pada name plate seperti halnya trafo standar IEC diatas.

Kesalahan umum yang sering terjadi dilapangan adalah pembacaan notasi pertama dari vektor group trafo selalu disimpulkan untuk belitan primer dan notasi selanjutnya adalah untuk belitan sekunder. Saya pun terus terang sempat terkecoh dengan persepsi ini sebelum tahu ada standar yang mengaturnya. Mungkin untuk membaca vektor group di trafo jaringan yaitu trafo "step down" tidak akan bermasalah karena notasi pertama dari vektor group trafo step down tersebut pasti tegangan tinggi ( HV ) dan posisinya memang di lilitan primer, sehingga kesalahan persepsi pembacaan seperti yang saya jelaskan tadi menjadi bias dan seolah-olah benar.

Masalah justru akan timbul ketika persepsi pembacaan vektor group yang keliru tersebut diterapkan pada trafo di pembangkit atau gardu induk dalam hal ini adalah trafo "step Up" pasti akan salah menyimpulkan. Contoh, pada trafo di pembangkit tertulis vektor grup trafo YNd5, maka kesalahan persepsi tadi akan menyimpulkan bahwa vektor group YNd5 adalah hubungan belitan star ( Y ) di lilitan primer, dan hubungan belitan delta ( d ) di lilitan sekunder. Padahal yang benar justru sebaliknya, hubungan belitan star ( Y ) dililitan sekunder, dan hubungan belitan delta ( d ) di lilitan primer atau akan lebih tepat dan persepsi kesalahan diatas tidak terjadi, kita harus membacanya mengikuti standar IEC yaitu: Hubungan belitan star di lilitan High Voltage ( HV di trafo step up ada pada lilitan sekunder ), dan hubungan belitan delta di lilitan Low Voltage ( LV di trafo step up ada pada lilitan primer ).


contoh name plate trafo step up YNd5 di pembangkit listrik
contoh name plate trafo step up YNd5 di pembangkit listrik

Dari gambar diatas maka jelas sekali jika notasi pertama pada vektor grup yaitu ( YN ) tidak tepat dikatakan bahwa itu adalah  lilitan primer tetapi lebih tepat itu adalah lilitan HV, begitu juga notasi kedua yaitu ( d  ) tidak tepat dikatakan bahwa itu adalah lilitan sekunder tetapi lebih tepat itu lilitan LV, karena name plate trafo diatas adalah trafo step up maka yang menjadi lilitan primer adalah LV dan lilitan sekunder adalah HV.

Penamaan vektor group selain berdasarkan HV - LV secara berurutan, ternyata ada simbol yang lain juga untuk membedakan dimana HV selalu ditulis dengan huruf kapital dan LV selalu ditulis huruf kecil. Hal tersebut juga bisa jadi pertimbangan untuk kita dalam pembacaan notasi vektor group tersebut.  Adapun angka jam trafo yang ditulis setelah HV - LV adalah menandakan pergeseran sudut antara belitan tegangan tinggi dan belitan tegangan rendah. Contohnya: Yd1 bisa diartikan bahwa hubungan belitan bagian tegangan tinggi HV trafo adalah Y atau bintang sedangkan hubungan belitan bagian tegangan rendah LV trafo adalah d atau delta, dengan pergeseran sudut phase antara tegangan tinggi dan tegangan rendah adalah 30 derajat. 30 derajat diambil dari sudut angka jam 1 terhadap jam 12 atau jam 0.


Memahami Koneksi Vektor Grup Trafo 


Gambar dibawah ini merupakan konfigurasi dan koneksi jam trafo berdasarkan standarisasi IEC 60076-1 :

gambar.1 - Konfigurasi dan koneksi jam trafo via IEC 60076-1
gambar.1 - Konfigurasi dan koneksi jam trafo via IEC 60076-1

Untuk memahami koneksi yang terbentuk pada gambar diatas berdasarkan vektor grupnya, sangat penting terlebih dahulu memahami koneksi jam bintang tersendiri dan jam delta tersendiri dibawah ini yang nantinya akan menjadi referensi dalam merangkai vektor group :


1. Belitan Trafo Delta ( D )


koneksi belitan trafo delta
koneksi belitan trafo delta via http://electrical-engineering-portal.com

Gambar diatas adalah 6 cara koneksi belitan delta yang harus dipahami terlebih dahulu agar tidak kesulitan dalam memahami koneksi belitan dalam sebuah vektor group trafo. Gambar diatas terdiri dari :

- kolom pertama : nama vektor group trafo,
- kolom kedua : gambar koneksi delta yang terbentuk,
- kolom ketiga : Sudut phase terhadap belitan yang terbentuk
- Kolom keempat : koneksi wiring belitan trafo

Untuk memahami gambar diatas, perhatikan kolom 2, gambar delta yang terbentuk sekilas sama padahal sangat berbeda, perbedaan ditentukan berdasarkan jam trafo yang dibentuk. Acuannya adalah sudut antara phasa A terhadap W1. Cara penggambarannya adalah :

1. Gambar terlebih dahulu bentuk koneksi delta ( segitiga ) yang terdiri dari 3 vektor W1-W2-W3 dan beri nama polaritas A - B - C dengan urutan searah putaran jarum jam. ( ABC artinya phasa; W artinya winding / belitan trafo )

2. Beri tanda arah ujung vektor dengan mata panah bagian vektor yang mengarah pada angka jam yang diminta dan beri nama W1 sebagai acuan. Kemudian berinama W2 dan W3 pada vektor lainnya searah putaran jarum jam dari W1. Arah W1 akan membentuk sudut terhadap phasa A yang besarnya sesuai dengan notasi jamnya dikalikan 30  derajat. ( 30 derajat merupakan besarnya sudut yang mewakili setiap angka jam yang diperoleh dari perhitungan 360 derajat / 12 )

3. koneksikan belitan trafo seperti pada kolom 4 berdasarkan gambar koneksi delta yang sudah dibuat pada kolom 2. Ujung mata panah menunjukan ujung belitan W ( pada gambar kolom 4 bagian sebelah kiri adalah ujung belitan, bagian belitan sebelah kanan adalah pangkal belitan )

4. Selesai.


2. Belitan Trafo Bintang ( Y )


koneksi belitan trafo Bintang
koneksi belitan trafo Bintang via http://electrical-engineering-portal.com

Gambar diatas adalah 6 cara koneksi belitan bintang yang harus dipahami terlebih dahulu agar tidak kesulitan dalam memahami koneksi belitan dalam sebuah vektor group trafo. Substansi cara menggambarnya sama dengan hubungan delta diatas, yaitu :

1. Gambar terlebih dahulu bentuk koneksi bintang ( Y ) yang terdiri dari 3 vektor W1-W2-W3 dan beri nama polaritas A - B - C dengan urutan searah putaran jarum jam. ( ABC artinya phasa; W artinya winding / belitan trafo )

2. Beri tanda arah ujung vektor dengan mata panah bagian vektor yang mengarah pada angka jam yang diminta dan beri nama W1 sebagai acuan. Kemudian berinama W2 dan W3 pada vektor lainnya searah putaran jarum jam dari W1. Arah W1 akan membentuk sudut terhadap phasa A yang besarnya sesuai dengan notasi jamnya dikalikan 30  derajat. ( 30 derajat merupakan besarnya sudut yang mewakili setiap angka jam yang diperoleh dari perhitungan 360 derajat / 12 )

3. koneksikan belitan trafo seperti pada kolom 4 berdasarkan gambar koneksi bintang yang sudah dibuat pada kolom 2. Ujung mata panah menunjukan ujung belitan W ( pada gambar kolom 4 bagian sebelah kiri adalah ujung belitan, bagian belitan sebelah kanan adalah pangkal belitan )

4. Selesai.

Sebelum ke pembahasan selanjutnya, saya sarankan anda benar-benar memahami dulu gambar pembentukan koneksi belitan bintang dan delta diatas, karena hal tersebut merupakan dasar untuk pembentukan sebuah vektor group yang akan dibahas berikutnya.


3. Koneksi Vektor Group Trafo


Vektor Group trafo terbentuk dari hubungan belitan trafo belitan HV dengan belitan LV. Vektor untuk belitan tegangan tinggi HV diambil sebagai vektor referensi.  


Pergeseran phasa yang terbentuk pada vektor belitan tegangan rendah LV besarnya mengacu pada vektor referensi tegangan tinggi HV, dengan rotasi pergeseran berlawanan arah jarum jam, besarnya sudut pergeseran diwakili oleh penggunaan notasi angka jam.


Tabel koneksi vektor group trafo
Tabel koneksi vektor group trafo

Dari tabel diatas ada istilah lag atau lagging artinya LV tertinggal dari HV, dan istilah Lead atau Leading artinya LV mendahului HV. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar dibawah ini :

Zona lag dan lead jam trafo
Zona lag dan lead jam trafo

Gambar diatas menjelaskan zona jam kondisi lagging dan leading LV terhadap HV, dimana pada zona lagging terletak pada angka jam 1 s/d jam 6, pergeseran sudut dihitung dari titik referensi 0 derajat / jam 12 searah putaran jarum jam. Setiap pergeseran 1 angka jam mewakili 30 derajat. Sedangkan untuk zona leading terletak pada jam  6 s/d jam 11, pergeseran sudut dihitung dari titik referensi 0 derajat / jam 12 dihitung berlawanan arah  putaran jarum jam.

Contoh :

Digit 0 = 0 ° bahwa fasor LV sefase dengan fasor HV
Digit 1 = 30 ° lagging (LV HV tertinggal  sebesar 30 °)
Digit 11 = 30 ° leading (LV mendahului HV sebesar 30 °) atau bisa juga dibaca lagging 330 °
Digit 5 = 150 ° lagging (LV HV tertinggal sebesar 150 °) atau bisa juga dibaca lagging 210 °
Digit 6 = 180 ° lagging (LV HV tertinggal sebesar 180 °) atau bisa juga dibaca lagging 180 °


Jadi jika pembacaan sudut yang terbentuk dari angka jam tersebut dihitung searah putaran jarum jam dari titik referensi jam 12 maka bisa dibaca lagging atau tertinggal LV terhadap HV sebesar sudut notasi angka jam dikalikan 30 °. Sebaliknya jika pembacaan sudut dilakukan berlawanan arah jarum jam dari titik referensi jam 12 maka bisa dibaca leading atau mendahului LV terhadap HV sebesar sudut notasi jam dikalikan 30 °.

Pergeseran sudut phasa ini sangat penting diketahui sebagai salah satu syarat untuk paralel trafo. Trafo yang akan diparalel harus mempunyai pergeseran sudut phasa yang sama antara  LV terhadap HV, dengan kata lain trafo yang akan diparalel dengan trafo lainnya harus mempunyai vektor group yang sama.

Selanjutnya mari kita kenali berbagai macam koneksi vektor group trafo seperti yang tertulis pada gambar tabel diatas. Gambar vektor group trafo dibawah ini saya kutip dari  http://electrical-engineering-portal.com. Bentuk gambar phasor bintang ataupun delta dengan sudut yang kurang proporsional mohon untuk dimaklumi, yang terpenting kita bisa memahami terbentuknya wiring vektor group berdasarkan angka notasi jamnya ( gambar bagian kiri per kolom berupa bentuk 3 lilitan vertikal ). Untuk hubungan Zigzag sementara saya tidak membahasnya, hanya sekedar untuk diketahui saja... :)

Notasi Jam 0

Notasi trafo jam 0
Notasi jam 0 via http://electrical-engineering-portal.com

Pada vektor group dengan notasi jam 0 maka phasor antara LV dan HV harus se phasa. Untuk vektor group Yy0 terbentuk dari gabungan vektor Y0 belitan HV dan y0 belitan LV. Sedangkan untuk vektor group Dd0 terbentuk dari vektor D11 belitan HV dan d11 belitan LV.

Sebenarnya bisa saja Yy0 dibentuk dari vektor misalnya Y4 dan y4, sedangkan Dd0 dibentuk dari vektor misalnya D1 dan d1, secara pergeseran sudut yang akan diperoleh tentu saja akan benar karena se phase. Bayangkan jika hal tersebut terjadi, akan terdapat banyak jenis koneksi lilitan dalam sebuah vektor group dengan notasi jam yang sama. Ini tentunya akan menjadi masalah baru ketika akan dilakukan paralel trafo dengan salah satu acuan syarat nama vektor group trafo harus sama, sedangkan koneksi vektor groupnya bisa bervariasi sehingga tegangan nol ( zero voltage ) pada tiap phasa antar trafo yang diparalel tentunya akan berbeda atau bisa dikatakan bahwa paralel atar trafo tersebut menjadi tidak se phasa meskipun nama vektor groupnya sama. Inilah perlunya suatu standarisasi yang mengatur dalam hal ini adalah IEC 60076-1, sehingga untuk penamaan vektor group dengan notasi jam tertentu harus mempunyai standar koneksi lilitan yang sama. Hal ini tentunya akan sangat membantu dalam proses paralel trafo. Ini juga berlaku tidak hanya untuk notasi jam 0 saja, tetapi untuk notasi jam lain pun sudah di standarisasi. Pada vektor group ini sebetulnya standar yang diatur adalah standar hubungan belitan disisi HV sebagai referensi terbentuknya hubungan belitan sisi LV.


Notasi Jam 1

Notasi trafo jam 1
Notasi jam 1 via http://electrical-engineering-portal.com
Vektor group  Yd 1 terbentuk dengan vektor referensi HV hubungan Y0. Untuk membentuk vektor LV sesuai dengan referensi HV dan notasi jamnya, maka pergeseran phasa adalah sebesar 1 langkah notasi jam yaitu 30 ° dihitung dari titik notasi referensi di belitan HV yaitu jam 0 dengan rotasi pergeseran berlawanan arah putaran jarum jam sebesar 1 langkah notasi jam akan diperoleh jam 11, sehingga pada vektor LV akan didapat hubungan belitan d11. Merangkai belitan d11 sudah dijelaskan pada bab gambar "belitan trafo delta" diawal artikel.

Vektor group  Dy 1 terbentuk dengan vektor referensi HV hubungan D1. Untuk membentuk vektor LV sesuai dengan referensi HV dan notasi jamnya, maka pergeseran phasa adalah sebesar 1 langkah notasi jam yaitu 30 ° dihitung dari titik notasi referensi di belitan HV yaitu jam 1 dengan rotasi  pergeseran berlawanan arah putaran jarum jam sebesar 1 langkah notasi jam akan diperoleh jam 0, sehingga pada vektor LV akan didapat hubungan belitan y0. Merangkai belitan y0 sudah dijelaskan pada bab gambar "belitan trafo bintang" diawal artikel.

Notasi Jam 2

Notasi trafo jam 2
Notasi jam 2 via http://electrical-engineering-portal.com

Vektor group  Dd2 terbentuk dengan vektor referensi HV hubungan D1. Untuk membentuk vektor LV sesuai dengan referensi HV dan notasi jamnya, maka pergeseran phasa di LV adalah sebesar 2 langkah notasi jam yaitu 2x30 ° dihitung dari titik notasi referensi di belitan HV yaitu jam 1 dengan rotasi pergeseran berlawanan arah putaran jarum jam sebesar 2 langkah notasi jam akan diperoleh jam 11, sehingga pada vektor LV akan didapat hubungan belitan d11. Merangkai belitan d11 sudah dijelaskan pada bab gambar "belitan trafo delta" diawal artikel.


Notasi Jam 4

Notasi trafo jam 4
Notasi jam 4 via http://electrical-engineering-portal.com

Vektor group  Dd4 terbentuk dengan vektor referensi HV hubungan D11. Untuk membentuk vektor LV sesuai dengan referensi HV dan notasi jamnya, maka pergeseran phasa di LV adalah sebesar 4 langkah notasi jam yaitu 4x30 ° dihitung dari titik notasi referensi di belitan HV yaitu jam 11 dengan rotasi pergeseran berlawanan arah putaran jarum jam sebesar 4 langkah notasi jam akan diperoleh jam 7, sehingga pada vektor LV akan didapat hubungan belitan d7. Merangkai belitan d7 sudah dijelaskan pada bab gambar "belitan trafo delta" diawal artikel.

 Notasi Jam 5

Notasi trafo jam 5
Notasi jam 5 via http://electrical-engineering-portal.com

Vektor group  Yd5 terbentuk dengan vektor referensi HV hubungan Y0. Untuk membentuk vektor LV sesuai dengan referensi HV dan notasi jamnya, maka pergeseran phasa di LV adalah sebesar 5 langkah notasi jam yaitu 5x30 ° dihitung dari titik notasi referensi di belitan HV yaitu jam 0 dengan rotasi pergeseran berlawanan arah putaran jarum jam sebesar 5 langkah notasi jam akan diperoleh jam 7, sehingga pada vektor LV akan didapat hubungan belitan d7. Merangkai belitan d7 sudah dijelaskan pada bab gambar "belitan trafo delta" diawal artikel.

Vektor group  Dy5 terbentuk dengan vektor referensi HV hubungan D11. Untuk membentuk vektor LV sesuai dengan referensi HV dan notasi jamnya, maka pergeseran phasa di LV adalah sebesar 5 langkah notasi jam yaitu 5x30 ° dihitung dari titik notasi referensi di belitan HV yaitu jam 11 dengan rotasi pergeseran berlawanan arah putaran jarum jam sebesar 5 langkah notasi jam akan diperoleh jam 6, sehingga pada vektor LV akan didapat hubungan belitan y6. Merangkai belitan y6 sudah dijelaskan pada bab gambar "belitan trafo bintang" diawal artikel.

Notasi Jam 6

Notasi trafo jam 6
Notasi jam 6 via http://electrical-engineering-portal.com

Vektor group  Yy6 terbentuk dengan vektor referensi HV hubungan Y0. Untuk membentuk vektor LV sesuai dengan referensi HV dan notasi jamnya, maka pergeseran phasa di LV adalah sebesar 6 langkah notasi jam yaitu 6x30 ° dihitung dari titik notasi referensi di belitan HV yaitu jam 0 dengan rotasi pergeseran berlawanan arah putaran jarum jam sebesar 6 langkah notasi jam akan diperoleh jam 6, sehingga pada vektor LV akan didapat hubungan belitan y6. Merangkai belitan y6 sudah dijelaskan pada bab gambar "belitan trafo bintang" diawal artikel.

Vektor group  Dd6 terbentuk dengan vektor referensi HV hubungan D11. Untuk membentuk vektor LV sesuai dengan referensi HV dan notasi jamnya, maka pergeseran phasa di LV adalah sebesar 6 langkah notasi jam yaitu 6x30 ° dihitung dari titik notasi referensi di belitan HV yaitu jam 11 dengan rotasi pergeseran berlawanan arah putaran jarum jam sebesar 6 langkah notasi jam akan diperoleh jam 5, sehingga pada vektor LV akan didapat hubungan belitan d5. Merangkai belitan d5sudah dijelaskan pada bab gambar "belitan trafo delta" diawal artikel.

Notasi Jam 7

Notasi trafo jam 7
Notasi jam 7 via http://electrical-engineering-portal.com

Vektor group  Yd7 terbentuk dengan vektor referensi HV hubungan Y0. Untuk membentuk vektor LV sesuai dengan referensi HV dan notasi jamnya, maka pergeseran phasa di LV adalah sebesar 7 langkah notasi jam yaitu 7x30 ° dihitung dari titik notasi referensi di belitan HV yaitu jam 0 dengan rotasi pergeseran berlawanan arah putaran jarum jam sebesar 7 langkah notasi jam akan diperoleh jam 5, sehingga pada vektor LV akan didapat hubungan belitan d5. Merangkai belitan d5 sudah dijelaskan pada bab gambar "belitan trafo delta" diawal artikel.

Vektor group  Dy7 terbentuk dengan vektor referensi HV hubungan D1. Untuk membentuk vektor LV sesuai dengan referensi HV dan notasi jamnya, maka pergeseran phasa di LV adalah sebesar 7 langkah notasi jam yaitu 7x30 ° dihitung dari titik notasi referensi di belitan HV yaitu jam 1 dengan rotasi pergeseran berlawanan arah putaran jarum jam sebesar 7 langkah notasi jam akan diperoleh jam 6, sehingga pada vektor LV akan didapat hubungan belitan y6. Merangkai belitan y6 sudah dijelaskan pada bab gambar "belitan trafo bintang" diawal artikel.

Notasi Jam 11

Notasi trafo jam 11
Notasi jam 11 via http://electrical-engineering-portal.com

Vektor group  Yd11 terbentuk dengan vektor referensi HV hubungan Y0. Untuk membentuk vektor LV sesuai dengan referensi HV dan notasi jamnya, maka pergeseran phasa di LV adalah sebesar 11 langkah notasi jam yaitu 11x30 ° dihitung dari titik notasi referensi di belitan HV yaitu jam 0 dengan rotasi pergeseran berlawanan arah putaran jarum jam sebesar 11 langkah notasi jam akan diperoleh jam 1, sehingga pada vektor LV akan didapat hubungan belitan d1. Merangkai belitan d1 sudah dijelaskan pada bab gambar "belitan trafo delta" diawal artikel.

Vektor group  Dy11 terbentuk dengan vektor referensi HV hubungan D11. Untuk membentuk vektor LV sesuai dengan referensi HV dan notasi jamnya, maka pergeseran phasa di LV adalah sebesar 11 langkah notasi jam yaitu 11x30 ° dihitung dari titik notasi referensi di belitan HV yaitu jam 11 dengan rotasi pergeseran berlawanan arah putaran jarum jam sebesar 11 langkah notasi jam akan diperoleh jam 0, sehingga pada vektor LV akan didapat hubungan belitan y0. Merangkai belitan y0 sudah dijelaskan pada bab gambar "belitan trafo bintang" diawal artikel.

Demikianlah artikel singkat tentang cara memahami pembacaan vektor  group / jam trafo 3 phase. Saran, masukan ataupun koreksi silahkan meninggalkan jejak di kolom komentar.

Wassalam.



Refferensi :
http://electrical-engineering-portal.com/understanding-vector-group-transformer-1

9 komentar untuk "Gambar Transformer Berdasarkan Vektor Grup Trafo"

Comment Author Avatar
yth pak Suhinar
Artikel yang bapak muat sangat bermanfaat sekali buat saya,dan alhamdulillah berkat artikel bapak pengetahuan saya tentang kelistrikan semakinbertambah,namun saya terkendala pada saat mau copy paste artikel bapak tidak bisa.untuk itu mohon bantuannya bagaimana cara untuk download artikel atau copy paste artikelnya,atas bantuannya saya ucapkan terima kasih
Comment Author Avatar
maaf p Syam Syam Adam, untuk alasan tertentu salah satunya adalah perlindungan terhadap hak cipta, saya sengaja melengkapi semua artikel di blog ini dengan script anti copy-paste, tetapi ada solusi lain, jika pembaca tertarik dengan artikel di blog ini bisa subscribe di kotak langganan gratis yg sudah disediakan, atau bisa "save page as"atau bisa bookmark di komputer/hp masing2... hal ini juga saya lakukan agar saya pribadi bisa mengontrol originalitas dari setiap artikel yg saya terbitkan, mohon maklum... :) terimakasih atas kunjungannya, silahkan membaca artikel menarik lainnya...
Comment Author Avatar
Sangat bagus sebagai refresh instan dan menambah ilmu.
Comment Author Avatar
Asssalmualaikum.wr wb mohon maaf sebelumnya pak mengganggu waktunya.. saya Ulul Azmi mau nanyak pak.. kebetulan sya mau ngerjain tugas akhir mengenai hubungan belitan transformator ini.. kira2 menurut bapak permasalahan yg ada dalam angka lonceng ini apa saja pak? supaya sya bisa jadikan referensi dalam menyelesaikan tugas akhir.. mohon bantuannya pak..
Terimakasih
Comment Author Avatar
Wa'alaikum salam wr.wb
Permasalahan pada trafo berhubungan dengan vektor grup adalah masalah paralel antar trafo, vektor grup harus sama tidak boleh berbeda. Kendala ini bisa diatasi yaitu setiap pengadaan trafo yang diperuntukan untuk paralel antar trafo, referensi trafo existing harus jadi acuan.

Demikian, mudah2an ada pembaca lain yang bisa melengkapi jawaban dari pertanyaan anda...:)
Comment Author Avatar
pak boleh kirim materi saya sangat perlu sekali
Comment Author Avatar
Artikelnya sangat menarik pak. Ditunggu postingan selanjutnya.
Comment Author Avatar
Artikelnya menarik dan bermanfaat..
Comment Author Avatar
Waah,sangat bermanfaat sekali,terimakasih sudah sharing ilmunya,pak,jadi sangat paham dgn apa itu vektor group

Silahkan berkomentar yang sesuai dengan topik, Mohon Maaf komentar dengan nama komentator dan isi komentar yang berbau P*RN*GRAFI, OB*T, H*CK, J*DI dan komentar yang mengandung link aktif, Tidak akan ditampilkan!