Meluruskan Kekeliruan Pembacaan Name Plate Tegangan Motor Listrik 3 fasa
Artikel ini saya buat untuk menanggapi banyaknya persepsi yang berbeda dikalangan para engineer listrik, mungkin lebih khusus bagi para pemula atau para teknisi yang baru menangani masalah motor listrik 3 phasa. Tidak bermaksud sok pintar atau menggurui atau menyudutkan pihak tertentu. Kesalahan persepsi yang timbul kebanyakan tentang cara memahami pembacaan name plate tegangan motor listrik 3 fasa.
Pemahaman dalam membaca name plate motor ini sangat penting karena berhubungan dengan hubungan belitan apa yang harus diterapkan pada sebuah motor 3 phasa dengan disesuaikan tegangan sumber yang ada. Dengan artikel ini saya berharap bisa meluruskan kekeliruan pembacaan name plate tegangan motor listrik 3 fasa tersebut sehingga pelaku instalasi motor tidak perlu bingung lagi dengan banyak pendapat yang berbeda karena mereka sudah paham bagaimana cara membaca name plate tegangan motor tersebut, tanpa ada keraguan lagi.
Khusus untuk cara pembacaan name plate motor 3 phasa secara keseluruhan, sebenarnya saya sudah posting pada artikel sebelumnya yaitu "Cara Membaca dan Memahami Name Plate Motor" dengan pendalaman materi tentang cara memahami hubungan belitan motor di posting diartikel terpisah yaitu "Cara Memahami Konsep Hubungan Belitan Motor 3 Phasa". Dari 2 artikel tersebut sebenarnya sudah cukup untuk meluruskan kekeliruan dalam pembacaan tegangan pada name plate motor 3 phasa tersebut. Tetapi agar lebih bisa dicerna dan dipahami lagi, di artikel ini saya khususkan membahas tegangan name plate motor 3 phasa saja dengan salah satu tegangan sumber standar PLN yaitu 220V / 380V.
Saya cukup memahami bagaimana kronologis kekeliruan dalam pembacaan name plate tegangan motor 3 phasa ini terjadi. Saya menganalisa kekeliruan ini terjadi karena faktor kebiasaan dalam memahami parameter tegangan "sumber" dan kebiasaan tersebut dipakai dalam membaca name plate atau parameter tegangan motor 3 phasa yang notabene parameter angka yang dipakai adalah sama yaitu (...V / akar 3*...V). Padahal dalam parameter tegangan yang tertulis sama tersebut terdapat perbedaan makna.
Pertama-tama mari kita luruskan terlebih dahulu persepsi pembacaan tegangan sumber vs tegangan pada name plate motor :
Saya akan membahas salah satu tegangan sumber standar PLN yaitu 220V / 380V. Apa arti dibalik angka tersebut? Saya yakin anda semuanya tahu, yaitu 220V untuk tegangan 1 phasa atau tegangan Line to Netral ( VLN ); 380V untuk tegangan 3 phasa atau tegangan Line to Line ( VLL ), dalam pengukurannya anda bisa mencari VLL ini dengan cara mengukur tegangan R - S; R - T; S - T maka akan anda peroleh nilai tegangan 380V. Secara teoritis nilai 380V ini adalah hasil dari tegangan 1 phasa dikalikan √3 ( dibaca: akar 3 ). Jadi 380V berasal dari 220V * √3. Saya harap anda pahami persepsi pembacaan 220V / 380V seperti ini hanya untuk tegangan sumber saja.
Ketika anda membaca sebuah name plate tegangan motor 3 phasa, maka anda pun harus membaca tegangan di name plate tersebut adalah tegangan 3 phasa. untuk name plate motor 220 V/380 V ; ∆ / Y maka bisa anda baca 220 V adalah tegangan 3 phasa VLL untuk hubungan delta, dan 380 V adalah tegangan VLL untuk hubungan bintang. Sekali lagi jangan samakan persepsi dalam memahami tegangan 220V / 380V antara tegangan sumber dengan tegangan motor. Meskipun angkanya sama tapi maknanya sangat berbeda.
Jadi, untuk tegangan motor 220V / 380V; ∆ / Y dengan sumber PLN 220V / 380V maka motor hanya bisa dihubung BINTANG saja. kenapa? Karena tegangan sumber PLN yang dipake untuk supply motor 3 phasa adalah tegangan 3 phasa PLN yaitu VLL 380 V, abaikan angka 220 V sumber PLN jika berbicara supply tegangan motor 3 phasa. Angka 220 V sumber PLN adalah tegangan 1 phasa VLN yang bisa kita jadikan acuan hanya untuk rangkaian kontrol motor saja, tidak ada hubungannya dengan name plate tegangan motor. Jadi untuk selanjutnya ketika bicara tegangan sumber untuk supply motor 3 phasa baca saja tegangan 3 phasa VLL nya, dalam hal ini adalah sumber PLN VLL 380 Volt, angka VLN Sumber 220 V tidak usah anda bawa-bawa agar anda tidak bingung.
Apa yang terjadi jika tegangan motor 220V / 380V ; ∆ / Y dengan sumber PLN 220V / 380V, hubungan belitan motor dibuat delta? Maka Jawabannya adalah isolasi lilitan motor akan jebol dan menyebabkan short circuit karena lilitan motor dengan spesifikasi tegangan tersebut akan menerima tegangan melebihi tegangan kerjanya. Pada hubungan delta kapasitas lilitan motor menerima tegangan adalah VLL 220 Volt sedangkan sumber yang masuk adalah VLL 380 Volt, artinya terjadi over voltage. Bicara tegangan terhadap material adalah bicara kemampuan isolasi material. Berbeda dengan bicara arus terhadap material adalah bicara luas penampang material.
Lalu bagaimana jika tegangan sumber PLN 220V / 380V digunaka untuk supply motor 3 phasa dengan name plate tegangan 380V / 660V ; ∆ / Y ? Maka motor bisa dihubung dengan hubungan belitan DELTA dengan alasan karena sumber PLN 3 phasa adalah VLL 380V sesuai dengan tegangan kerja motor delta VLL 380V.
Apa yang terjadi jika motor dihubung BINTANG ? Maka motor akan aman-aman saja, tetapi putaran motor tidak maksimal, dibawah putaran nominalnya ( dibawah rpm yang tertera di name plate motor ), dan daya input motor pun kecil. Hal ini terjadi karena lilitan motor pada hubungan bintang hanya menerima tegangan sumber dengan nilai tegangan dibawah nilai kapasitas tegangan bintang. Tegangan sumber VLL 380V akan mensupply lilitan bintang dengan kapasitas tegangan lilitan VLL 660V. Tentu saja hal ini tidak akan menyebabkan jebolnya isolasi seperti kasus sebelumnya, tetapi dengan hubungan bintang pada motor dengan spesifikasi tegangan 380V / 660V ; ∆ / Y dan sumber PLN 220V / 380V hanya akan membuat motor bekerja tidak optimal. Tapi dengan alasan motor dengan spesifikasi tersebut ketika dihubung bintang daya inputnya menjadi kecil, arus asut / start pun lebih kecil, maka hubungan bintang ini pada motor 380V / 660V ; ∆ / Y dan sumber PLN 220V / 380V bisa dimanfaatkan untuk proses start motor saja, ketika putaran motor sudah stabil baru hubungan lilitan motor dipindah menjadi delta agar motor bisa bekerja optimal dengan proses start tidak menyedot arus yang besar.
Dari tabel diatas sekali lagi saya jelaskan bahwa hubungan bintang pada motor diatas diijinkan untuk membantu proses start saja agar arus start tidak terlalu besar, adapun kerja motor normal adalah pada hubungan delta. Oleh karena itu banyak rangkaian yang dirancang untuk motor yang bisa memanfaatkan hubungan bintang untuk proses start dan berpindah ke delta untuk kerja normal / optimal. Anda bisa cek di artikel ini :
- Mengenal Instalasi Starting Motor 3 Phasa Star - Delta
- Cara Instalasi Selektor Switch Manual-Auto Pada Starting Motor Star-Delta
Mungkin anda pernah mempunyai pertanyaan seperti ini, atau mendapat pertanyaan seperti ini. Gambar dibawah ini semoga bisa mencerahkan :
Pada gambar diatas saya hanya ingin menjelaskan bahwa kapasitas tegangan satu belitan motor dirancang sama untuk delta ataupun bintang yaitu sebesar Vph. Belitan yang ditandai dengan kotak merah adalah alfabet A untuk satu belitan bintang dan B untuk satu belitan delta.
Kembali ke pertanyaan kenapa tegangan kerja hubungan belitan bintang √3 kali lebih besar dari delta ? Perhatikan kembali gambar diatas, andai saja motor yang digunakan mempunyai data name plate 380V / 660V ; ∆ / Y maka agar satu belitan motor delta menerima tegangan sesuai kapasitas tegangan kerjanya yaitu Vph 380V, motor harus disupply dengan VLL 380V ( Vph = VLL / lihat gambar hubungan delta alfabet B ). Tetapi pada hubungan belitan bintang 1 belitan motor menerima tegangan yang besarnya senilai Vph = VLN dari sumber VLL Motor ( Vph = VLL/√3 / lihat gambar hubungan bintang alfabet A ). Jadi agar Vph belitan bintang tersebut sesuai yaitu 380V maka otomatis VLL untuk mensupply motor dengan hubungan bintang tersebut harus 660V ( √3 kali Vph ).
Demikian artikel tentang Meluruskan kekeliruan pembacaan name plate tegangan motor listrik 3 fasa. Semoga membantu dan jika ada saran, masukan ataupun koreksi silahkan meninggalkan jejak di kolom komentar.
Wassalam.
Kekeliruan dalam Membaca Name Plate Motor
Pemahaman dalam membaca name plate motor ini sangat penting karena berhubungan dengan hubungan belitan apa yang harus diterapkan pada sebuah motor 3 phasa dengan disesuaikan tegangan sumber yang ada. Dengan artikel ini saya berharap bisa meluruskan kekeliruan pembacaan name plate tegangan motor listrik 3 fasa tersebut sehingga pelaku instalasi motor tidak perlu bingung lagi dengan banyak pendapat yang berbeda karena mereka sudah paham bagaimana cara membaca name plate tegangan motor tersebut, tanpa ada keraguan lagi.
Khusus untuk cara pembacaan name plate motor 3 phasa secara keseluruhan, sebenarnya saya sudah posting pada artikel sebelumnya yaitu "Cara Membaca dan Memahami Name Plate Motor" dengan pendalaman materi tentang cara memahami hubungan belitan motor di posting diartikel terpisah yaitu "Cara Memahami Konsep Hubungan Belitan Motor 3 Phasa". Dari 2 artikel tersebut sebenarnya sudah cukup untuk meluruskan kekeliruan dalam pembacaan tegangan pada name plate motor 3 phasa tersebut. Tetapi agar lebih bisa dicerna dan dipahami lagi, di artikel ini saya khususkan membahas tegangan name plate motor 3 phasa saja dengan salah satu tegangan sumber standar PLN yaitu 220V / 380V.
Saya cukup memahami bagaimana kronologis kekeliruan dalam pembacaan name plate tegangan motor 3 phasa ini terjadi. Saya menganalisa kekeliruan ini terjadi karena faktor kebiasaan dalam memahami parameter tegangan "sumber" dan kebiasaan tersebut dipakai dalam membaca name plate atau parameter tegangan motor 3 phasa yang notabene parameter angka yang dipakai adalah sama yaitu (...V / akar 3*...V). Padahal dalam parameter tegangan yang tertulis sama tersebut terdapat perbedaan makna.
Pertama-tama mari kita luruskan terlebih dahulu persepsi pembacaan tegangan sumber vs tegangan pada name plate motor :
Tegangan Sumber
Saya akan membahas salah satu tegangan sumber standar PLN yaitu 220V / 380V. Apa arti dibalik angka tersebut? Saya yakin anda semuanya tahu, yaitu 220V untuk tegangan 1 phasa atau tegangan Line to Netral ( VLN ); 380V untuk tegangan 3 phasa atau tegangan Line to Line ( VLL ), dalam pengukurannya anda bisa mencari VLL ini dengan cara mengukur tegangan R - S; R - T; S - T maka akan anda peroleh nilai tegangan 380V. Secara teoritis nilai 380V ini adalah hasil dari tegangan 1 phasa dikalikan √3 ( dibaca: akar 3 ). Jadi 380V berasal dari 220V * √3. Saya harap anda pahami persepsi pembacaan 220V / 380V seperti ini hanya untuk tegangan sumber saja.
Tegangan Motor 3 Phasa
Agar mudah dalam membandingkan dengan tegangan sumber standar PLN, maka tegangan motor 3 phasa pun saya akan ambil contoh tegangan motor 3 phasa pada name plate yaitu : 220 V/380 V; ∆ / Y . Apa arti dibalik angka tersebut? Disinilah kebanyakan kekeliruan itu terjadi. Karena angka tersebut mempunyai format yang sama dengan tegangan sumber (1 phasa/3 phasa), maka ada yang menyimpulkan bahwa motor dengan name plate 220 V/380 V adalah bahwa motor tersebut bisa disupply dari tegangan sumber PLN 1 phasa yaitu 220 Volt untuk hubungan delta, dan disupply tegangan sumber PLN 3 phasa yaitu 380 V untuk hubungan bintang. Atau lebih parah lagi ada anggapan bahwa motor 3 phasa tersebut bisa difungsikan menjadi motor 1 phasa karena di name plate motor tertulis 220 V/380 V, dan 220 V adalah tegangan 1 phasa VLN. Inilah kekeliruan yang perlu diluruskan.Ketika anda membaca sebuah name plate tegangan motor 3 phasa, maka anda pun harus membaca tegangan di name plate tersebut adalah tegangan 3 phasa. untuk name plate motor 220 V/380 V ; ∆ / Y maka bisa anda baca 220 V adalah tegangan 3 phasa VLL untuk hubungan delta, dan 380 V adalah tegangan VLL untuk hubungan bintang. Sekali lagi jangan samakan persepsi dalam memahami tegangan 220V / 380V antara tegangan sumber dengan tegangan motor. Meskipun angkanya sama tapi maknanya sangat berbeda.
Jadi, untuk tegangan motor 220V / 380V; ∆ / Y dengan sumber PLN 220V / 380V maka motor hanya bisa dihubung BINTANG saja. kenapa? Karena tegangan sumber PLN yang dipake untuk supply motor 3 phasa adalah tegangan 3 phasa PLN yaitu VLL 380 V, abaikan angka 220 V sumber PLN jika berbicara supply tegangan motor 3 phasa. Angka 220 V sumber PLN adalah tegangan 1 phasa VLN yang bisa kita jadikan acuan hanya untuk rangkaian kontrol motor saja, tidak ada hubungannya dengan name plate tegangan motor. Jadi untuk selanjutnya ketika bicara tegangan sumber untuk supply motor 3 phasa baca saja tegangan 3 phasa VLL nya, dalam hal ini adalah sumber PLN VLL 380 Volt, angka VLN Sumber 220 V tidak usah anda bawa-bawa agar anda tidak bingung.
tabel tegangan sumber vs tegangan motor untuk menentukan hubungan belitan motor |
Apa yang terjadi jika tegangan motor 220V / 380V ; ∆ / Y dengan sumber PLN 220V / 380V, hubungan belitan motor dibuat delta? Maka Jawabannya adalah isolasi lilitan motor akan jebol dan menyebabkan short circuit karena lilitan motor dengan spesifikasi tegangan tersebut akan menerima tegangan melebihi tegangan kerjanya. Pada hubungan delta kapasitas lilitan motor menerima tegangan adalah VLL 220 Volt sedangkan sumber yang masuk adalah VLL 380 Volt, artinya terjadi over voltage. Bicara tegangan terhadap material adalah bicara kemampuan isolasi material. Berbeda dengan bicara arus terhadap material adalah bicara luas penampang material.
Lalu bagaimana jika tegangan sumber PLN 220V / 380V digunaka untuk supply motor 3 phasa dengan name plate tegangan 380V / 660V ; ∆ / Y ? Maka motor bisa dihubung dengan hubungan belitan DELTA dengan alasan karena sumber PLN 3 phasa adalah VLL 380V sesuai dengan tegangan kerja motor delta VLL 380V.
Apa yang terjadi jika motor dihubung BINTANG ? Maka motor akan aman-aman saja, tetapi putaran motor tidak maksimal, dibawah putaran nominalnya ( dibawah rpm yang tertera di name plate motor ), dan daya input motor pun kecil. Hal ini terjadi karena lilitan motor pada hubungan bintang hanya menerima tegangan sumber dengan nilai tegangan dibawah nilai kapasitas tegangan bintang. Tegangan sumber VLL 380V akan mensupply lilitan bintang dengan kapasitas tegangan lilitan VLL 660V. Tentu saja hal ini tidak akan menyebabkan jebolnya isolasi seperti kasus sebelumnya, tetapi dengan hubungan bintang pada motor dengan spesifikasi tegangan 380V / 660V ; ∆ / Y dan sumber PLN 220V / 380V hanya akan membuat motor bekerja tidak optimal. Tapi dengan alasan motor dengan spesifikasi tersebut ketika dihubung bintang daya inputnya menjadi kecil, arus asut / start pun lebih kecil, maka hubungan bintang ini pada motor 380V / 660V ; ∆ / Y dan sumber PLN 220V / 380V bisa dimanfaatkan untuk proses start motor saja, ketika putaran motor sudah stabil baru hubungan lilitan motor dipindah menjadi delta agar motor bisa bekerja optimal dengan proses start tidak menyedot arus yang besar.
tabel tegangan sumber vs tegangan motor untuk menentukan hubungan belitan motor YD |
- Mengenal Instalasi Starting Motor 3 Phasa Star - Delta
- Cara Instalasi Selektor Switch Manual-Auto Pada Starting Motor Star-Delta
Kenapa Tegangan Kerja Hubungan Belitan Bintang √3 x Lebih Besar dari Delta ?
Mungkin anda pernah mempunyai pertanyaan seperti ini, atau mendapat pertanyaan seperti ini. Gambar dibawah ini semoga bisa mencerahkan :
Hubungan belitan motor bintang vs delta |
Pada gambar diatas saya hanya ingin menjelaskan bahwa kapasitas tegangan satu belitan motor dirancang sama untuk delta ataupun bintang yaitu sebesar Vph. Belitan yang ditandai dengan kotak merah adalah alfabet A untuk satu belitan bintang dan B untuk satu belitan delta.
Kembali ke pertanyaan kenapa tegangan kerja hubungan belitan bintang √3 kali lebih besar dari delta ? Perhatikan kembali gambar diatas, andai saja motor yang digunakan mempunyai data name plate 380V / 660V ; ∆ / Y maka agar satu belitan motor delta menerima tegangan sesuai kapasitas tegangan kerjanya yaitu Vph 380V, motor harus disupply dengan VLL 380V ( Vph = VLL / lihat gambar hubungan delta alfabet B ). Tetapi pada hubungan belitan bintang 1 belitan motor menerima tegangan yang besarnya senilai Vph = VLN dari sumber VLL Motor ( Vph = VLL/√3 / lihat gambar hubungan bintang alfabet A ). Jadi agar Vph belitan bintang tersebut sesuai yaitu 380V maka otomatis VLL untuk mensupply motor dengan hubungan bintang tersebut harus 660V ( √3 kali Vph ).
Jadi untuk membaca name plate tegangan motor 3 phasa yaitu ( V delta / V bintang ), maka bisa kita simpulkan bahwa kapasitas tegangan kerja satu belitan motor adalah sama yaitu sebesar tegangan kerja V delta.
Contoh :
Name plate motor 220V / 380V ; ∆ / Y, artinya kapasitas tegangan kerja satu belitan motor tersebut adalah sebesar V delta yaitu 220V. Jadi dengan sumber PLN VLL 380V maka 1 belitan motor akan menerima tegangan 380V jika dihubung delta ( over voltage ), sedangkan jika dihubung bintang maka 1 belitan motor akan menerima tegangan 380V / √3 = 220V sesuai dengan kapasitas 1 belitan motor yaitu 220V. Jadi, name plate motor 220V / 380V ; ∆ / Y dengan sumber PLN VLL 380V maka motor hanya bisa dihubung bintang saja.
Contoh :
Name plate motor 220V / 380V ; ∆ / Y, artinya kapasitas tegangan kerja satu belitan motor tersebut adalah sebesar V delta yaitu 220V. Jadi dengan sumber PLN VLL 380V maka 1 belitan motor akan menerima tegangan 380V jika dihubung delta ( over voltage ), sedangkan jika dihubung bintang maka 1 belitan motor akan menerima tegangan 380V / √3 = 220V sesuai dengan kapasitas 1 belitan motor yaitu 220V. Jadi, name plate motor 220V / 380V ; ∆ / Y dengan sumber PLN VLL 380V maka motor hanya bisa dihubung bintang saja.
Demikian artikel tentang Meluruskan kekeliruan pembacaan name plate tegangan motor listrik 3 fasa. Semoga membantu dan jika ada saran, masukan ataupun koreksi silahkan meninggalkan jejak di kolom komentar.
55 komentar untuk "Meluruskan Kekeliruan Pembacaan Name Plate Tegangan Motor Listrik 3 fasa"
Tempat saya hanya ada jaringan listrik 1 ph, sedangkan name plate motor listrik yg bertuliskan
3ph 1.5kw.
380v 4.1amps 50hz, 400v 4amps 50hz, 440v 3.5amps 60hz.
Kemudian saya beli inferter input 1ph 220v output 3ph 220v 2.2kw
Setelah saya coba hidupkan motor listrik saya cuma bersuara dengung..Apa perlu tambah perangkat trafo step up supaya tegangan y jadi 380 bapak...
Mohon solusinya bapak..
Terimakasih
terimakasih untuk artikel yang sangat membantu ini.
jika motor dihubung bintang jelas putaran motor akan dibawah putaran nominalnya karena tegangan kerja yang dibutuhkan saat hubungan bintang adalah 660V bukan 380V, saya yakin dengan permasalahan anda, saat motor terhubung bintang, sumber yang anda miliki adalah 380V sehingga tegangan motor dibawah tegangan kerja yang menyebabkan tenaganya berkurang.
Hubungan bintang pada motor ini hanya bisa dimanfaatkan saat proses asut saja. Tidak anda gunakan juga tdk masalah selama sistem listrik ditempat anda tdk terganggu.
Jadi bisa disimpulkan jika Il = 44 A maka Iph = 44/akar 3 = 25 A (realitas terukur pada alat ukur 22A) motor berada pada hubungan delta.
220 3phase, ada 4 kabel.
Yg saya tanyakan apakah intalasi bisa langsung ke sumber 380 R,S,T
Mohon pencerahan nya Pak
noted: putaran motor bintang ataupun delta selama motor berada pada tegangan kerjanya adalah akan sama dengan putaran yg tercantum pada nameplate motor
Saya masih belum menangkap pertanyaan anda dan maksud inverter tersebut untuk apa?
Tapi jika maksud anda, anda punya motor 3 phase dengan spec 220/380V sedangkan sumber yang anda punya hanya 1 phase PLN 220V maka motor tersebut bisa disupply oleh tegangan 1 phase, dua phase lain disambung dengan kapasitor dan koneksi motor dengan spec tersebut disupply sumber PLN 1 phase 220V adalah harus koneksi delta, karena tiap lilitan membutuhkan tegangan kerja motor 220V.
untuk rangkaian star saja atau delta saja bisa baca diartikel ini :
mengenal-instalasi-motor-3phasa-dol-starter
Untuk rangkaian star delta bisa baca artikel ini:
mengenal-instalasi-starting-motor-3phasa-star-delta
Ada yang ingin sedikit saya tanyakan perihal voltase/tegangan. Saya mendapatkan permintaan untuk pompa motor dengan source 690 voltase, sedangkan yang ditawarkan adalah pompa dengan motor rated voltage 380-400 volt. Yang ingin saya tanyakan adalah apakah pengaruhnya pada motor bila disupply dengan 690 volt? Terima kasih banyak
dinamo kapasitas 5.5kw volt 380/660 .kalo terminal nya saya hubungi delta maslah gak.input sumber saya 380
soalnya saya hubungi star dinamo panas .putaran lemah
dihubung bintang motor menjadi panas pasti karena motor diberikan tegangan kerja 30% lebih rendah dari tegangan kerjanya sehingga arus menuju lilitan motor menjadi tinggi untuk kondisi motor dinamo dalam keadaan berbeban.
Dan apakah genset 690V tersebut harus menggunakan trafo stepdown 220V untuk dapat mensupply motor 380V?
aya punya motor listrik 1.1kw,3 phase di nameplate tertera tegangan hanya 380v Y ,sedangkan sumber tegangan yg ada hanya 1 phase220v,dan sumber tegangan inverter 220v 3 phase,yg saya tanyakan apakah motor listrik bisa bekerja dengan sumber tenaga dari inverter 3phase 220 v,,dan harus menggunakan sambungan star atau delta,,terimakasih pak,[email protected]
jadi motor listrik anda bisa bekerja dengan ketersediaan power yang ada yaitu 220v 3 phase dari inverter dengan syarat hubungan belitan motor dibuat delta. Agar diperhatikan juga watt sumber harus lebih besar dari watt motor agar tidak overload.
terimakasih.
terimakasih.
jika motornya 3 phasa dengan tegangan delta 380V berarti saat dihubung delta motor butuh tegangan 660 V. jika dihubung star aman/bisa tapi putaran motor pelan karena dapat tegangan kerja seper akar 3 nya, jika trip berarti perlu dievaluasi rating breakernya. dinaikan arus breakernya jika masih memungkinkan.
Silahkan berkomentar yang sesuai dengan topik, Mohon Maaf komentar dengan nama komentator dan isi komentar yang berbau P*RN*GRAFI, OB*T, H*CK, J*DI dan komentar yang mengandung link aktif, Tidak akan ditampilkan!