Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara Memahami Konsep Instalasi Dasar Kontaktor Listrik untuk Pemula

Kontaktor listrik adalah komponen listrik yang bekerja menggunakan prinsip elektromagnetik. Komponen listrik ini pastinya sudah tidak asing lagi bagi orang yang biasa bekerja di dunia kelistrikan industri. Bagi anda khusus pemula dalam dunia kelistrikan dan penasaran tentang : apa itu kontaktor? bagaimana cara instalasinya ? dan pertanyaan-pertanyaan lainnya seputar kontaktor mudah-mudahan bisa saya bahas di artikel yang singkat ini.

Harapan saya dengan artikel ini bisa menjadi pencerahan awal buat anda yang masih pemula sehingga anda mulai memahami atau setidaknya nyambung ketika membahas tentang aplikasi-aplikasi kelistrikan industri yang pada umumnya menggunakan kontaktor sebagai komponen yang tak tergantikan. Langkah berikutnya setelah anda tahu tentang apa itu kontaktor adalah anda harus mulai mempelajari juga tentang cara memahami instalasi dasar kontaktor listrik untuk pemula. Artikel ini khusus saya sajikan buat para pemula yang punya minat mempelajari salahsatu komponen listrik yaitu kontaktor.

Sebelum membahas lebih dalam tentang kontaktor, ada komponen lain yang selalu ada dalam instalasi kontaktor yaitu push button. komponen ini sebagai komponen utama dalam aktivasi sebuah kontaktor yang sudah terinstalasi dengan diagram kontrol. Biasanya terdapat juga komponen pelengkap yang cukup penting yaitu selain push button, instalasi kontaktor disertai juga pemasangan lampu indikator berupa pilot lights serta sebuah selektor panel sebagai perangkat switch on/off utama rangkaian.

push button, pilot lights & selector switch
push button, pilot lights & selector switch

Bagian-bagian Kontaktor


Sebelum menjelaskan prinsip kerja dari sebuah kontaktor, alangkah baiknya mengetahui terlebih dahulu bagaimana bentuk dari sebuah kontaktor serta bagian-bagiannya. Gambar dibawah ini adalah salah satu contoh dari sebuah kontaktor dengan merk tertentu. Apapun merknya sebenarnya prinsip kerjanya tetaplah sama. Yang membedakan biasanya dari faktor kualitas dan kehandalan, baik itu melalui keunggulan material, spesifikasi arus yang tinggi dan lain sebagainya.

kontaktor
kontaktor

Ket : 1 = Kontak utama
         2 = Kontak bantu
         3 = Coil Kontaktor

1. Kontak Utama


Kontak utama dari kontaktor terdiri dari 3 buah kontak Normally Open ( NO ) dan selalu diberi penomeran dengan angka 1-2, 3-4, 5-6. Untuk instalasi kelistrikan industri beban-beban 3 phasa seperti motor listrik 3 phasa, kontak utama ini selalu dihubungkan langsung dengan beban 3 phasa tersebut dalam bentuk diagram daya dimana kinerja dari kontak utama tersebut dikendalikan oleh operasi tidaknya coil kontaktor yang terinstalasi pada diagram kontrol.

2. Kontak bantu


Kontak bantu sebuah kontaktor bisa terdiri dari kontak normally open ( NO ) atau normally close ( NC ) dimana kebutuhan kontak bantu ini jumlahnya bisa ditentukan berdasarkan prinsip kerja instalasi yang kita rancang. Biasanya sebuah kontaktor sudah mempunyai sebuah kontak bantu bawaan seperti gambar diatas ditandai dengan no.2 yaitu sebuah kontak bantu NO. Jika anda membutuhkan kontak bantu tambahan untuk instalasi yang dirancang, tidak perlu repot, anda tinggal memasang kontak bantu tambahan khusus yang disediakan pabrikan yang nantinya dipasang dengan menempelkan dibagian atas kontaktor utama sampai dikondisikan terhubung secara mekanik yaitu tersambungnya tuas bagian tengah pada kontaktor utama dengan kontak bantu yang tertempel diatasnya. Desain dari kontak bantu vs kontaktor utama ini sangat memungkinkan terhubung secara mekanik seperti yang saya jelaskan sebelumnya karena memang sudah dirancang seperti itu untuk kemudahan user. Kontak bantu NO pada umumnya diberi label penomoran 13-14 dan untuk kontak bantu NC pada umumnya diberi label penomoran 21-22.

3. Coil Kontaktor


Coil kontaktor merupakan bagian kumparan dari kontaktor yang memiliki sifat elektro magnetis,  yakni jika mendapat tegangan kerja sesuai spesifikasinya maka coil kontaktor ini akan menjadi bersifat magnet dan akan merubah semua kontak yang ada pada kontaktor tersebut berubah kondisi dari NO menjadi close atau dari NC menjadi open. Coil kontaktor ini biasa diberi label dengan huruf A1-A2. Coil kontak inilah yang nantinya berperan sebagai kontroller yang terinstalasi pada diagram kontrol untuk mengendalikan kondisi kontak yang ada pada kontaktor tersebut.

Prinsip Kerja Kontaktor


Gambar dibawah ini adalah ilustrasi sederhana yang bisa menjelaskan bagaimana tentang prinsip kerja dari sebuah kontaktor.

Prinsip kerja kontaktor
Prinsip kerja kontaktor

Gambar diatas merupakan sebuah kontaktor dengan kontak bantu NO ( 13-14 ) dan NC ( 21-22 ) serta kontak utama ( 1-2, 3-4, 5-6 ). Perhatikan bagian kumparan elektromagnet ( A1-A2 ), jika kumparan tersebut mendapatkan tegangan sesuai dengan tegangan kerja pada spesifikasi kontaktor, maka bagian inti besi diam akan menjadi magnet yang cukup untuk menarik bagian inti besi bergerak yang terdapat diatasnya. Pada kondisi ini inti besi bergerak akan menarik bahan isolator yang menempel padanya, sehingga jika bahan isolator tersebut bergerak sama dengan merubah kondisi kontak pada kontaktor karena semua poros kontak pada kontaktor tersebut menempel pada bahan isolator dan bahan isolator tersebut menempel pada inti besi bergerak yang dikendalikan oleh sifat magnetik dari inti besi diam.

Selama A1-A2 mendapat tegangan, inti besi bergerak akan terus menempel pada inti besi diam yang bersifat magnet dan semua kontak pada kontaktor tersebut pada kondisi ini akan berubah kondisi dari NO menjadi close atau sebaliknya dari NC menjadi open. Ini berlaku untuk semua kontak baik kontak utama ataupun kontak bantu. Jika kumparan A1-A2 tidak mendapatkan tegangan maka pegas akan mendorong dan melepas kembali inti besi bergerak yang sebelumnya tertempel pada inti besi diam sehingga semua kontak yang sebelumnya berubah kondisi akan kembali pada kondisi awal ketika kontaktor tidak bekerja. Kontak close akan berubah kembali menjadi NO, begitu juga kontak open akan berubah kembali menjadi NC.

Instalasi Dasar Kontaktor Untuk Pemula


Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, instalasi dasar sebuah kontaktor umumnya membutuhkan komponen tambahan yaitu push button NC untuk stop atau memutus aliran menuju coil kontaktor; Push button NO sebagai tombol start pertama untuk mengalirkan arus menuju coil kontaktor ( A1-A2 ) sehingga coil menjadi bertegangan dan bekerja; berikutnya adalah MCB dan Over Load Relay sebagai protyeksi dari sistem instalasi kontaktor yang kita rancang.

Perhatikan gambar dibawah ini :

Instalasi dasar kontaktor
Instalasi dasar kontaktor

Ket :

- Daerah berwarna hijau adalah perangkat push button yang terdiri dari push button stop ( NC ) dan push button start ( NO ) yang dipasang serial.

- Daerah yang dilingkari warna merah merupakan kontak bantu kontaktor yang berfungsi sebagai kontak pengunci.

- OL ( 95-96 ) = kontak NC dari relay over load

- MCB = Miniature circuit breaker sebagai proteksi beban lebih.

Rangkaian diatas merupakan rangkaian paling mendasar dari sebuah kontaktor yang wajib anda pahami. Prinsip kerja dari rangkaian diatas adalah ketika push button start ditekan, maka coil A1-A2 dari kontaktor akan mendapatkan tegangan kerjanya sehingga semua kontak yang dimiliki kontaktor tersebut akan berubah kondisi. Perhatikan kontak bantu ( 13-14 ) ( yang dilingkari merah pada gambar ) dari kontaktor tersebut yang dipasang paralel dengan push button start. Apa fungsi dari kontak tersebut? Itu adalah kontak bantu sebagai pengunci.

Fungsi kontak bantu kontaktor sebagai pengunci yang dipasang paralel pada push button start ( NO ) adalah konsep instalasi paling dasar dari sebuah kontaktor. Anda akan banyak menemukan rangkaian kontrol dari sebuah kontaktor dengan metoda pengunci pada push button start seperti ini.

Jadi fungsi kontak bantu sebagai pengunci ini adalah menjadikan push button start ( NO ) seolah-olah seperti saklar, sekali tekan langsung membuat rangkaian loop tertutup sehingga mengalirkan arus terus menerus meskipun penekanan push button start ini hanya sesaat. Padahal prinsip kerja push button sekali tekan dan dilepas kondisi push button otomatis kembali pada kondisi awal, dalam hal ini push button start akan kembali menjadi NO setelah berubah kondisi menjadi  close karena ditekan. Yang membuat push button start tersebut menjadi seolah-olah seperti saklar yaitu kontak bantu kontaktor yang dipasang paralel dengan push button start tersebut ( lihat kembali gambar diatas yang dilingkari warna merah ).

Ketika push button start tersebut ditekan maka aliran arus akan mengalir menuju coil kontaktor dengan urutan : MCB, kontak NC OL, push button stop ( NC ), push button start ( NO ) paralel kontak bantu NO kontaktor ( 13-14 ), langsung menuju coil kontaktor A1-A2. Ketika push button start ini ditekan sehingga menjadi close, coil kontaktor A1-A2 langsung bekerja dan kontak bantu yang terpasang paralel dengan push button start berubah kondisi dari NO menjadi close sehingga menjadi back up / by pass untuk mengalirnya arus ketika push button start dilepas tekan. Itulah alasan disebut kontak bantu fungsi pengunci yaitu mengunci aliran arus menuju coil kontaktor meskipun push button start kembali menjadi NO. Untuk memutus aliran arus ke coil kontaktor A1-A2 anda tinggal tekan saja sesaat push button ( NC ) stop. Saya harap anda bisa memahami uraian diatas tersebut.

Nah, kalo memang fungsi push button start ini seolah-olah seperti saklar karena diinstalasi paralel dengan kontak bantu NO kontaktor, kenapa push button start ini tidak diganti saja oleh saklar beneran biar tidak repot-repot instalasi kontak bantu kontaktor sebagai fungsi pengunci, dan tidak perlu juga ada push button stop untuk memutus loop arus, tinggal stop saklar sudah cukup khan? Apakah terbersit pertanyaan seperti ini dibenak anda? Jika ya, selamat! anda ternyata kritis, dan dengan pertanyaan tersebut bisa menjadi perantara bagi anda memahami lebih lanjut dari konsep instalasi paling dasar dari sebuah kontaktor tersebut. Yuk, mari kita bahas perlahan.

Jika push button start NO diganti menjadi saklar maka :

Proses mengoperasikan dan memutus aliran arus menuju coil kontaktor hanya dilakukan oleh satu perangkat saklar. Posisi saklar On ( close ) kontaktor akan bekerja, posisi saklar Off ( open ) kontaktor akan stop bekerja. Sekilas konsep ini sangatlah sederhana tapi sebetulnya konsep ini lebih tidak sesederhana memakai push button. Bayangkan jika aliran arus ke coil kontaktor ini terputus oleh proteksi misalkan over load relay bekerja sehingga kontak NC 95-96 menjadi terbuka, maka prosedur ideal yang dilakukan adalah mereset over load tersebut dan mencari penyebab gangguan untuk diatasi terlebih dahulu sebelum kontaktor tersebut dioperasikan kembali. Jika instalasi kontaktor tersebut memakai saklar sebagai alat pengoperasian maka ketika prosedur ideal tersebut dilakukan yaitu ketika mereset over load relay, kontak NC OL 95-96 akan menutup kembali dan secara otomatis coil kontaktor akan langsung bekerja karena saklar yang digunakan untuk pengoperasian awal masih close. Ini sangatlah berbahaya. Hal ini bisa dihindari jika ketika terjadi hal tersebut maka operator harus meng Off kan saklar terlebih dahulu baru mereset over load relay. Inilah yang menjadikan konsep ini tidak sederhana. Human error karena lupa meng Off kan saklar ketika kasus seperti ini terjadi sangatlah mungkin. Oleh karena itu harus dibuatkan sistem ketika kasus ini terjadi maka otomatis sistem pengoperasian harus reset seluruhnya secara otomatis ke kondisi awal, sehingga kontaktor bisa dioperasikan kembali dengan langkah yang sama setelah relay overload di reset. Tak akan ada ke khawatiran human error seperti kasus menggunakan saklar diatas.

Hal diatas adalah sebagian kecil diantara banyak kerugian menggunakan saklar daripada push button. Hal lainnya bisa anda pahami jika anda sudah membahas dan mengerti tentang perancangan diagram kontrol dari sebuah instalasi yang menggunakan kontaktor. Akan ada kondisi- kondisi dimana kontaktor-kontaktor yang terinstalasi dalam diagram kontrol saling mempengaruhi dan mengendalikan pengoperasian satu dan yang lainnya secara otomatis. Dan hal ini sangat mudah dilakukan jika perangkat sumber pengoperasian instalasi kontaktor menggunakan push button. Dalam hal ini anda cukup pahami saja terlebih dahulu bahwa komponen pengoperasian instalasi dari kontaktor haruslah push button NO untuk start dan push button NC untuk stop. Cukup!

Untuk referensi awal anda memahami atau tahu akan contoh diagram kontrol dari kontaktor, anda bisa baca artikel saya yang lain tentang kontrol motor 3 phasa diantaranya :
1. Instalasi pengasutan motor 3 phasa DOL
2. Instalasi pengasutan motor 3 phasa star-delta
3. Instalasi pengasutan motor 3 phasa auto trafo
4. Instalasi motor 3 phasa forward-reverse

Demikian artikel singkat tentang cara memahami konsep instalasi dasar kontaktor listrik untuk pemula, semoga bermanfaat untuk anda. Koreksi, masukan ataupun pertanyaan silahkan meninggalkan jejak di kolom komentar.

Wassalam.

13 komentar untuk "Cara Memahami Konsep Instalasi Dasar Kontaktor Listrik untuk Pemula"

  1. Terimakasih gan... 😁, sangat membantu ..

    BalasHapus
  2. Terimakasih. penjelasanya mudah di mengerti

    BalasHapus
  3. Matur thankyou ..,bikin yang mubeng menjadi mudeng..,berkah boss

    BalasHapus
  4. Terima kasih.... sangat membantu sekali utk seorang pemula

    BalasHapus
  5. Trimakasih sangat membantu orang yg ingin belajar jadi lebih jelas jazakallahu khoiron kasiro

    BalasHapus
  6. terimakasih banyak, sangat membantu sy sebagai pemula..jazakallahu khairan

    BalasHapus
  7. mau nanya coil kontaktor dengan 220v dan 380v perbedaannya pada listrik 3 phasa untuk menjalankan motor 3 phasa ? maaf saya sangat newbie tentang listrik.
    btw thank you blognya sangat bermanfaat....

    BalasHapus
    Balasan
    1. jika bicara coil berarti bicara wiring control, motor 1 phase atau 3 phase adalah bicara wiring daya, jadi tegangan kerja coil tidak dipengaruhi motor 1 phase atau 3 phase.
      Jika yang kita miliki adalah sumber tegangan rendah standard PLN 220/380 Volt, maka coil kontaktor dengan nameplate 220V bisa mendapatkan sumber satu phase PLN ( Line dan netral), dan untuk nameplate coil kontaktor 380V berarti bisa mendapatkan sumber 3 phase PLN tetapi yang diambil 2 phase saja (R-S atau R-T atau S-T) sehingga mendapatkan beda potensial 380V.

      Hapus
    2. jika sumber saya dari synchronous generator 3 phase untuk menjalankan motor 3 phase bisa menggunakan kontaktor dengan coil 220v untuk menjalankan motor 3 phase tetapi harus ada kabel netralnya saat wiring control
      ( perlu 4 kabel R S T dan N )?
      kalau saya memilih kontaktor dengan coil 380v hanya memerlukan 3 kabel R S T ?
      mohon pencerahannya , terima kasih sudah membalas...

      Hapus
    3. Output tegangan generator 3 phase nya berapa? Ok, saya anggap tegangan 380V ya, pertanyaan berikutnya sudah adakah polaritas netral dari output generator? jika ada berarti generator belitannya terhubung bintang dan silahkan anda pakai salah satu phase terhadap netral untuk mengontrol coil kontaktor 220V meskipun kontaktor tersebut secara wiring daya terhubung untuk pengoperasian motor 3 phase, TIDAK MASALAH SAMA SEKALI.
      Tapi jika output generator 380V tanpa netral (=hubungan belitan delta) anda tidak usah pusing2 nyari netral, ganti spec tegangan coil kontaktor jadi 380V, BERESSSS...
      Semoga anda paham, terimakasih sudah berkunjung.:)

      Hapus
    4. Betul generatornya 3 phase tegangan 400v connection symbol Y- , berarti saya milih coil kontaktor yg 380v untuk menjalankan motor 3 phase tanpa harus kabel netral untuk wiring control.... terima kasih banyak , semoga sukses selalu...

      Hapus

Silahkan berkomentar yang sesuai dengan topik, Mohon Maaf komentar dengan nama komentator dan isi komentar yang berbau P*RN*GRAFI, OB*T, H*CK, J*DI dan komentar yang mengandung link aktif, Tidak akan ditampilkan!