Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara Pasang Solenoid Valve Kran Otomatis yang Benar

Menangkap permasalahan yang ada di lingkungan sekitar mengenai problematika pengisian air tandon yang sering luber dan mengakibatkan ketidaknyamanan serta pemborosan air, kali ini listrik praktis memberikan beberapa alternatif solusi untuk membuat kran otomatis sehingga permasalahan lubernya air di tandon karena pengisian yang berlebihan bisa dihindari.

Pada dasarnya terdapat dua macam sistem pengisian untuk air tandon di rumah atau gedung, yaitu dengan pompa air dimana si pemilik rumah mempunyai sumber air atau sumur tersendiri, dan yang kedua adalah pengisian tandon dengan sumber air dari PAM (Perusahaan Air Minum) atau PDAM setempat.

1. Sistem otomatis untuk pengisian air tandon dari pompa

Sistem otomatis yang dimaksud dalam bahasan ini adalah sistem otomatis dimana tandon air tidak sampai luber ketika pompa air sedang melakukan pengisian air tandon. Disamping itu juga sistem otomatis ini bisa mengontrol level air tandon jangan sampai kosong. Artinya pompa air akan segera melakukan pengisian air saat terdeteksi air tandon sudah menipis.

Sistem otomatis pengendali level air tandon ini cukup populer dimasyarakat yaitu dengan mengendalikan kerja pompa secara otomatis berdasarkan input informasi dari sensor level air pada tandon tersebut. Petugas pemasang pompa sudah sangat terampil menerapkan aplikasi ini. Cara instalasi untuk bahasan ini saya sudah mengupas tuntas pada artikel "cara kerja dan instalasi kontrol level air tandon di rumah"

2. Sistem otomatis untuk pengisian air tandon dari PAM

Perbedaan sistem pengisian air antara sumber dari pompa air dibandingkan dengan sumber dari PAM yaitu pemilik rumah tidak ada aktifitas mematikan atau menghidupkan pompa air karena air PAM idealnya terus mengalir tanpa stop, sehingga pengendalian yang bisa kita lakukan adalah pengendalian buka tutup kran sesuai kondisi.

Pada dasarnya penggunaan tandon air pada instalasi air sumber PDAM dimaksudkan dengan tujuan sebagai berikut:

a. Sebagai stock air cadangan jika PAM gangguan

Pada metode ini default pemakaian air standby selalu menggunakan air PAM langsung. Tandon sifatnya pasif, digunakan sewaktu-waktu saja jika supply air PAM ada kendala. Pada kondisi ini biasanya jika diperlukan pengendalian pengisian air di tandon tetap standby penuh, caranya adalah menggunakan aplikasi kran pelampung.
Kran Pelampung Otomatis
Contoh kran pelampung
Solusi ini adalah solusi klasik dari permasalahan pengisian air tandon yang bersumber dari PAM yaitu dengan memasang kran pelampung, dimana prinsip kerja dari kran ini adalah jika pengisian air tandon sudah penuh, pelampung keran tersebut akan terangkat level air yang menyebabkan aliran air yang keluar dari keran tertutup secara mekanik.

Solusi ini sudah cukup sebenarnya jika tekanan air PAM yang masuk air tandon tidak terlalu besar. Dari pengalaman saya, pemasangan kran jenis ini tidak efektif ketika tekanan air PAM cukup besar, karena air masuk tandon masih bisa lolos sehingga air tandon luber tidak bisa dihindari.

b. Sebagai media tampung air PDAM untuk distribusi ke jalur pemakaian dirumah

Metode ini sangat cocok untuk kondisi konsumen dengan tekanan air PAM yang besar maka dimana air PAM selalu ditampung ditandon terlebih dahulu baru didistribusikan untuk pemakaian. Pengisian air tandon ini bisa dikendalikan secara otomatis menggunakan aplikasi solenoid valve yang akan saya bahas lebih rinci bagaimana cara membuat aplikasinya.

Pengendalian buka tutup kran ini penting  karena air PAM yang mengalir ke rumah kita adalah berbayar melewati counter metering air, sehingga ketidak efektifan mengatur buka tutup kran air PAM akan menyebabkan membengaknya tagihan pemakaian volume air yang harus dibayar.

Nah.... berikut ini adalah solusi alternatif ala listrik-praktis yang tidak banyak diketahui orang padahal dengan budget yang tidak terlalu mahal anda bisa mendapatkan sistem pengisian air tandon yang cukup cerdas dan efektif loh...

Begini uraian dari perancangan kran otomatis pengisian air tandon dengan sumber air PAM (bukan sumur / pompa)
Aplikasi solenoid valve kran otomatis
Aplikasi solenoid valve kran otomatis
Keterangan :

1. Stop Keran

Stop keran yang dimaksud disini adalah kran manual biasa yang difungsikan sebagai bypass air tanpa melewati  solenoid valve. Pada posisi standby stop keran ini harus berada pada posisi close atau menutup sehingga fungsi buka tutup aliran air menuju tandon sepenuhnya melewati solenoid valve.

Lalu apakah fungsi stop keran pada aplikasi ini? Bayangkan ketika akses mengisi air harus dilakukan, sumber air PDAM bagus sedangkan sumber listrik dirumah sedang gangguan atau padam.  Pada kondisi ini solenoid valve tidak bisa aktif atau tetap menutup dan satu-satunya cara untuk mengalirkan air ke tandon adalah dengan membuka stop keran tersebut.

Jadi fungsi dari stop keran pada aplikasi ini adalah sebagai bypass atau saluran backup ketika solenoid valve tidak bisa diaktifkan karena suatu hal seperti padamnya sumber listrik, rusaknya sensor level air, dan sebagainya.

2. Solenoid Valve

Solenoid valve adalah katup yang dikendalikan dengan arus listrik baik AC maupun DC melalui kumparan / solenoida. Pada aplikasi diatas pemilihan solenoid valve yang saya lakukan adalah solenoid valve dengan sumber tegangan DC 12 Volt dengan pertimbangan saya yaitu keamanan instalasi listrik dari tegangan sentuh.

Selain parameter tegangan DC, spesifikasi katup solenoid valve yang saya pilih bersifat  Normally Close (NC). Artinya pada kondisi normal yaitu solenoid valve tidak mendapatkan tegangan kerja, maka katup solenoid valve bersifat menutup. Sebaliknya jika solenoid valve tersebut mendapatkan tegangan kerjanya maka katup solenoid valve tersebut akan membuka menandakan air dari PDAM harus masuk mengisi tandon air yang levelnya sudah kosong. Solenoid valve tipe NC sangat umum ditemukan dipasaran dibanding tipe NO.

Prinsip kerja dari solenoid valve ini adalah ketika solenoid mendapatkan tegangan kerjanya, maka solenoid tersebut akan merubah kondisi valve dari close menjadi open jika tipe valve solenoid tersebut tipe NC  atau dari open menjadi close jika tipe solenoid valve tersebut adalah NO. Ketika tegangan kerja solenoid valve tersebut terputus maka valve pada solenoid akan kembali ke posisi semula, akan close untuk tipe NC, dan akan open untuk tipe NO. Jadi pahami ini agar tipe solenoid valve yang kita pilih sesuai.

Dari prinsip kerja ini seharusnya anda sudah bisa menyimpulkan bagaimana solenoid valve yang rusak, bagaimana solenoid valve yang masih berfungsi dengan baik ketika anda mengalami kendala dalam aplikasi solenoid valve ini.

3. Adaptor DC 12V

Adaptor DC 12V ini fungsinya sebagai sumber listrik DC bagi solenoid valve. Selain spesifikasi tegangan, jangan lupa spesifikasi nilai arus dari adaptor DC tersebut harus bisa mengakomodir aliran arus menuju solenoid valve. Rumusnya gampang, lihat watt dari solenoid tersebut kemudian dibagi tegangan kerja solenoid valve, itulah konsumsi arus nominal yang harus diakomodir adaptor DC.

Misal, daya solenoid valve 12 Watt dengan tegangan kerja DC 12 Volt. Maka spesifikasi arus minimal pada adaptor DC 12 Volt adalah = 12 Watt / 12 Volt = 1 Ampere. Artinya adaptor DC yang harus disediakan selain memiliki tegangan output 12VDC juga harus memiliki spesifikasi arus minimal 1 Ampere, lebih besar lebih baik.

4. Sensor level air

Sensor level air pada aplikasi ini saya menggunakan sensor level yang bersifat mekanik dengan prinsip kerja jika 2 pelampung mengapung diudara maka kontak pada sensor akan berubah kondisi dari normali open menjadi close atau sebaliknya. Sedangkan jika 2 pelampung mengapung di air maka kontak pada sensor tersebut akan kembali berubah menjadi kondisi normalnya. Kesimpulannya kontak pada sensor level ini akan berubah kondisi jika ada perubahan pada kondisi 2 pelampungnya sebagai indikasi level air penuh atau level air kosong.

Sensor tipe ini lebih familiar dilapangan disebut sensor radar (mengacu pada sebuah merk), meskipun merk lain selain itu sangat banyak juga.

Prinsip Kerja

Setelah mengetahui secara garis besar fungsi dan keterangan dari masing-masing komponen yang dijelaskan diatas mari kita bahas bagaimana prinsip kerja singkat dari aplikasi solenoid valve pada gambar diatas.

Kondisi 1: Saat kondisi normal padasaat air tandon penuh terisi aliran air PAM, maka 2 pelampung sensor level air akan terapung diatas air dan memberikan informasi bahwa air tandon sudah penuh. Informasi ini berupa merubah kondisi kontak sensor level menjadi terbuka sehingga aliran listrik DC menuju solenoid valve terputus sehingga solenoid valve yang bertipe NC ini otomatis akan bersifat sebagai kran tertutup dan menghentikan aliran air PAM menuju tandon.

Kondisi 2: Saat kondisi air tandon pada level rendah, maka 2 pelampung sensor level air akan mengapung diudara dan memberikan informasi bahwa air tandon harus segera diisi. Informasi ini berupa merubah kondisi kontak sensor level menjadi tertutup sehingga aliran listrik DC menuju solenoid valve menjadi terhubung dan solenoid valve segera bekerja dengan merubah kondisi kran solenoid valve menjadi terbuka sehingga aliran air PAM segera mengisi tandon. Begitulah seterusnya siklus akan berulang menuju kondisi 1 dan kondisi 2.

Dengan aplikasi ini anda jelas tidak akan direpotkan lagi dengan buka tutup kran karena air tandon luber dan sebagainya.

Demikian artikel cara pasang solenoid valve kran otomatis yang benar, semoga bermanfaat dan cocok diterapkan dirumah anda, terimakasih.

Wassalam.

Posting Komentar untuk "Cara Pasang Solenoid Valve Kran Otomatis yang Benar"