SELF HOLDING, Instalasi Dasar Kontaktor
Artikel ini sebenarnya merupakan review dari artikel yang sudah dibahas sebelumnya yaitu tentang "cara memahami kontaktor untuk pemula", tetapi pada pembahasan kali ini saya fokuskan lebih dalam tentang fungsi dari instalasi dasar dari kontaktor yang digunakan sebagai kontak pengunci atau disebut self holding.
Self holding adalah istilah yang biasa digunakan untuk fungsi dari anak kontak atau kontak bantu dari sebuah relay atau kontaktor pada instalasi rangkaian kontrol yang dipasang dengan tujuan sebagai kontak pengunci ketika coil dari relay atau kontaktor diaktifkan. Kontak Self holding ini akan mempertahankan kondisi On / close setelah coil kontak mendapat triger atau tegangan sesaat melalui perantara push button NO.
Pada umumnya sebuah instalasi control dengan menggunakan relay atau kontaktor, fungsi self holding ini selalu ada. Saya akan memberikan contoh paling sederhana bagaimana fungsi self holding ini bekerja serta analisanya ditinjau dari diagram kontrol dan diagram daya yang ada.
Gambar diatas adalah salah satu contoh rangkaian kontrol dan rangkaian daya dari instalasi motor 3 phasa yang paling sederhana yaitu starting motor 3 phasa direct on line (DOL). Ini hanyalah contoh untuk lebih memahami fungsi dari auxiliary kontak dari kontaktor yang difungsikan sebagai self holding (lihat K yang dilingkari warna merah pada gambar).
Posisikan MCB kontrol dan MCB daya pada posisi close. Tekan push button (PB) start maka coil dari kontaktor K pada diagram kontrol (A1 dan A2) akan mendapat tegangan / energize, sehingga semua kontak milik kontaktor K akan merubah kondisinya dari normally close (NC) menjadi open atau dari normally open (NO) menjadi close.
Pada diagram daya, kontak dari kontaktor langsung close dan motor langsung mendapatkan tegangan kerjanya.
Pada diagram kontrol, kontak self holding akan close dan lampu H1 nyala sebagai indikator bahwa motor sedang operasi.
Sekarang mari kita fokuskan pada pembahasan kita yaitu aux kontak dari kontaktor yang difungsikan sebagai self holding. Dari diagram kontrol diatas ketika PB start ditekan maka kontaktor akan energize dan kontak self holding akan close. Ketika PB start dilepas / open, maka kontaktor akan tetap bekerja karena aliran daya mengalir melalui kontak self holding tersebut.
Dari prinsip kerja tersebut diatas maka jelaslah fungsi dari kontak self holding tersebut yaitu sebagai kontak pengunci yang menjaga kontaktor tetap bekerja ketika melakukan starting motor (PB start ditekan menjadi close kemudian dilepas menjadi open kembali). Atau dari namanya saja sudah jelas bahwa kontak self holding adalah kontak untuk mengunci dirinya sendiri dalam hal ini adalah kontaktor pemilik kontak self holding tersebut, sehingga kontaktor tetap operasi meskipun PB start kembali ke posisi open.
Salah satu alasan kenapa memakai kontak self holding adalah karakteristik dari push button yang tidak bisa mempertahankan kondisi kontaknya pada posisi sekali tekan atau kontak tanpa pengunci. artinya dengan sekali tekan sebuah push button akan berubah kondisi dari NO menjadi close atau dari NC menjadi open dan akan berubah kembali pada posisi semula yaitu posisi normalnya jika aktifitas tekan push button tersebut selesai. Oleh karena inilah dibutuhkan instalasi kontak lainyang berfungsi sebagai self holding.
Kemudian tidak menutup kemungkinan dibenak anda muncul pertanyaan, dari pada repot-repot menggunakan self holding, kenapa tidak ganti saja PB start pada rangkaian diatas dengan saklar biasa yang ada penguncinya, simpel kan? Jika anda termasuk yang orang yang bertanya dengan pertanyaan yang sama seperti ini berarti konsep self holding pada rangkaian kontrol kontaktor harus diperjelas kembali.
Saya bisa saja menerima saran anda yaitu mengganti PB start dengan saklar tunggal, toh harga saklar dan push button juga tidak jauh berbeda, dan prinsip kerja start motor pun akan tetap sama, sekali action di kontak start, motor akan langsung bekerja. Tetapi ketika anda action di PB stop maka motor akan mati dan ketika PB stop dilepas motor akan langsung operasi kembali karena saklar stop belum anda open. Ini tentu akan menjadi masalah serius jika stop yang kita lakukan karena suatu emergency yang menuntut spontanitas anda melakukan stop motor, kejadian ini akan sangat mungkin terjadi.
Untuk menghindari kejadian diatas, sekarang kita lepas saja PB stop atau PB stop tidak usah dipasang / langsung koneksi ke saklar start. Saya setuju dengan saran ini dan kejadian serupa diatas akan terhindari karena saat emergency stop yang menuntut action stop spontan dari kita bisa dilakukan dengan sekali tekan saklar start tersebut. Sekali lagi saya setuju tapi saya TIDAK MEREKOMENDASIKAN. Catat itu ya...he..
Tentu saja pernyataan saya diatas ada alasannya. Bagi anda sebagai pihak yang biasa menjadi pelaku instalasi atau operator dari operasinya sebuah motor listrik baik itu untuk proses produksi diperusahaan ataupun lainnya, maka anda akan membutuhkan standar khusus dari pengoperasian sebuah motor listrik tersebut. untuk kontrol motor yang sangat sederhana seperti contoh diatas mungkin tidak akan mengalami masalah serius ketika anda mengganti PB start dan PB stop dengan sebuah saklar, tapi untuk kontrol motor yang lebih kompleks hal tersebut akan menimbulkan masalah tersendiri.
Silahkan anda cari referensi diagram kontrol lain yang lebih kompleks yang menggunakan kontaktor, maka anda pasti akan mengetahui lebih jelas fungsi dari kontak self holding yang tidak bisa tergantikan dengan komponen lain seperti saklar.
Untuk konteks saat ini yaitu dengan contoh rangkaian kontrol motor 3 phasa yang paling sederhana seperti diatas, fokus rangkaian kontrol yang direkomendasikan adalah mengacu standarisasi, yaitu menggunakan push button stop dan push button start yang dilengkapi rangkaian self holding. Ini tentuya akan bermanfaat sekali sebagai langkah awal membangun attitude kerja dalam pengoperasian dan pengamanan bagi anda yang menjadi pelaku instalasi atau operator sebuah mesin listrik untuk aplikasi proses industri.
Demikian artikel singkat tentang SELF HOLDING, Instalasi Dasar Kontaktor, semoga bermanfaat. Kritikan, masukan dan saran silahkan meninggalkan jejak dikolom komentar.
Wassalam.
Self holding adalah istilah yang biasa digunakan untuk fungsi dari anak kontak atau kontak bantu dari sebuah relay atau kontaktor pada instalasi rangkaian kontrol yang dipasang dengan tujuan sebagai kontak pengunci ketika coil dari relay atau kontaktor diaktifkan. Kontak Self holding ini akan mempertahankan kondisi On / close setelah coil kontak mendapat triger atau tegangan sesaat melalui perantara push button NO.
kontaktor |
Diagram kontrol dan daya motor DOL |
Prinsip Kerja Kontak Self Holding
Posisikan MCB kontrol dan MCB daya pada posisi close. Tekan push button (PB) start maka coil dari kontaktor K pada diagram kontrol (A1 dan A2) akan mendapat tegangan / energize, sehingga semua kontak milik kontaktor K akan merubah kondisinya dari normally close (NC) menjadi open atau dari normally open (NO) menjadi close.
Pada diagram daya, kontak dari kontaktor langsung close dan motor langsung mendapatkan tegangan kerjanya.
Pada diagram kontrol, kontak self holding akan close dan lampu H1 nyala sebagai indikator bahwa motor sedang operasi.
Sekarang mari kita fokuskan pada pembahasan kita yaitu aux kontak dari kontaktor yang difungsikan sebagai self holding. Dari diagram kontrol diatas ketika PB start ditekan maka kontaktor akan energize dan kontak self holding akan close. Ketika PB start dilepas / open, maka kontaktor akan tetap bekerja karena aliran daya mengalir melalui kontak self holding tersebut.
Dari prinsip kerja tersebut diatas maka jelaslah fungsi dari kontak self holding tersebut yaitu sebagai kontak pengunci yang menjaga kontaktor tetap bekerja ketika melakukan starting motor (PB start ditekan menjadi close kemudian dilepas menjadi open kembali). Atau dari namanya saja sudah jelas bahwa kontak self holding adalah kontak untuk mengunci dirinya sendiri dalam hal ini adalah kontaktor pemilik kontak self holding tersebut, sehingga kontaktor tetap operasi meskipun PB start kembali ke posisi open.
Salah satu alasan kenapa memakai kontak self holding adalah karakteristik dari push button yang tidak bisa mempertahankan kondisi kontaknya pada posisi sekali tekan atau kontak tanpa pengunci. artinya dengan sekali tekan sebuah push button akan berubah kondisi dari NO menjadi close atau dari NC menjadi open dan akan berubah kembali pada posisi semula yaitu posisi normalnya jika aktifitas tekan push button tersebut selesai. Oleh karena inilah dibutuhkan instalasi kontak lainyang berfungsi sebagai self holding.
Kemudian tidak menutup kemungkinan dibenak anda muncul pertanyaan, dari pada repot-repot menggunakan self holding, kenapa tidak ganti saja PB start pada rangkaian diatas dengan saklar biasa yang ada penguncinya, simpel kan? Jika anda termasuk yang orang yang bertanya dengan pertanyaan yang sama seperti ini berarti konsep self holding pada rangkaian kontrol kontaktor harus diperjelas kembali.
Saya bisa saja menerima saran anda yaitu mengganti PB start dengan saklar tunggal, toh harga saklar dan push button juga tidak jauh berbeda, dan prinsip kerja start motor pun akan tetap sama, sekali action di kontak start, motor akan langsung bekerja. Tetapi ketika anda action di PB stop maka motor akan mati dan ketika PB stop dilepas motor akan langsung operasi kembali karena saklar stop belum anda open. Ini tentu akan menjadi masalah serius jika stop yang kita lakukan karena suatu emergency yang menuntut spontanitas anda melakukan stop motor, kejadian ini akan sangat mungkin terjadi.
Untuk menghindari kejadian diatas, sekarang kita lepas saja PB stop atau PB stop tidak usah dipasang / langsung koneksi ke saklar start. Saya setuju dengan saran ini dan kejadian serupa diatas akan terhindari karena saat emergency stop yang menuntut action stop spontan dari kita bisa dilakukan dengan sekali tekan saklar start tersebut. Sekali lagi saya setuju tapi saya TIDAK MEREKOMENDASIKAN. Catat itu ya...he..
Tentu saja pernyataan saya diatas ada alasannya. Bagi anda sebagai pihak yang biasa menjadi pelaku instalasi atau operator dari operasinya sebuah motor listrik baik itu untuk proses produksi diperusahaan ataupun lainnya, maka anda akan membutuhkan standar khusus dari pengoperasian sebuah motor listrik tersebut. untuk kontrol motor yang sangat sederhana seperti contoh diatas mungkin tidak akan mengalami masalah serius ketika anda mengganti PB start dan PB stop dengan sebuah saklar, tapi untuk kontrol motor yang lebih kompleks hal tersebut akan menimbulkan masalah tersendiri.
Silahkan anda cari referensi diagram kontrol lain yang lebih kompleks yang menggunakan kontaktor, maka anda pasti akan mengetahui lebih jelas fungsi dari kontak self holding yang tidak bisa tergantikan dengan komponen lain seperti saklar.
Untuk konteks saat ini yaitu dengan contoh rangkaian kontrol motor 3 phasa yang paling sederhana seperti diatas, fokus rangkaian kontrol yang direkomendasikan adalah mengacu standarisasi, yaitu menggunakan push button stop dan push button start yang dilengkapi rangkaian self holding. Ini tentuya akan bermanfaat sekali sebagai langkah awal membangun attitude kerja dalam pengoperasian dan pengamanan bagi anda yang menjadi pelaku instalasi atau operator sebuah mesin listrik untuk aplikasi proses industri.
Demikian artikel singkat tentang SELF HOLDING, Instalasi Dasar Kontaktor, semoga bermanfaat. Kritikan, masukan dan saran silahkan meninggalkan jejak dikolom komentar.
Wassalam.
Posting Komentar untuk "SELF HOLDING, Instalasi Dasar Kontaktor"
Posting Komentar
Silahkan berkomentar yang sesuai dengan topik, Mohon Maaf komentar dengan nama komentator dan isi komentar yang berbau P*RN*GRAFI, OB*T, H*CK, J*DI dan komentar yang mengandung link aktif, Tidak akan ditampilkan!